Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Puisi-puisi Valentina Edelweis

Diperusahaan-perusahaan

Tuhan, disiang yang panas ratusan pasang mata mengerjap
mungkin kebingungan atas keanehan demi keanehan
buruh-buruh yang berteriak dengan bebat merah dikepala
suara gada bercampur dahaga
bendera-bendera dibawa
beberapa toa berbunyi
dan matahari seolah jadi sepi, merasa sendiri

Tuhan, disiangmu yang cahyanya berpendar meleleh dalam letih
ribuan sorakan kecewa dilantangkan
langit ikut bergumam, mengucap amin atau bukan
tulisan-tulisan diacungkan

buruh kami Tuhan, apa kabar mereka ?
sekering apa kulit mereka ?
sedalam apa kantung mata ?
setebal apa dompet mereka ?
semua diaduk dalam kuali yang luber tanda tanya
pada siapa kami bisa temukan jawaban tanpa kecewa ?

 

Siang makin gugur garangnya

Pagar besi tinggi tetap tak juga terbuka
buruh kami bisa apa ?

(Malam asing di Bengkulu, setelah gempa. KamisMu, 15012015)

 

 

Sebelum Pagi

Disimpang tiga itu kita pernah bertemu
kau yang berlari habis dipukuli bapakmu
dan gincu memenuhi bibirmu
diatas bangku itu aku menemani tangis yang gugu

Tak ada yang tahu kejadian itu
mata-mata jadi tak berguna
mulut bisu, demam menetap diseluruh pintu rumah
hanya kita yang berpegang dalam ketakutan

Kata ibuku ditubuhmu banyak luka
yang kutahu hanya lebam didekat mata
kata ibuku kau akan berkurang harga
yang kutahu kau tetap sama

Sejak itu aku benci bapakmu
aku benci ibumu, aku benci tetanggamu, aku benci ibuku
aku benci aku
sbab kami hanyalah sekumpulan yang penakut
bapakmu takut pada uang yang kurang, ibumu takut bapakmu ceraikan, tetanggamu takut melaporkan, ibuku takut dirugikan,
aku takut kau hilang
 

 Berdoalah Ada yang Mendengar

Malam ini aku merayu
segelas kopi pahit, sebuah kitab, berlembar poto
dan cemas menjentik semoga

Tuhan mari berdiskusi
sebut saja begitu meski Kau tahu
diotakku tuntuhan-tuntunan penuh!
dimulutKu umpatan rusuh

Jadi begini:
beberapa minggu ini kesehatanku memburuk
diare, flu, demam tinggi datang satu-satu
dan pertemuan denganMu tak lagi menggembirakan
tanganku sibuk menghapus peluh
mereka bilang aku harus dirawat dirumah putih
sayangnya aku tak punya kartu
kawan-kawan bilang aku harus jaga kesehatan
sayangnya aku tak punya ukuran sehat itu
air bersih mahal
yang kuminum ialah air sungai yang seperti susu rasa coklat
ingin kumasak berkali-kali agar segala kuman mati
sayangnya LPG barang mewah
guru-guru menjenguk, menasehati banyak makan jeruk
aku tersenyum menunjuk kaleng beras dibawah meja
untuk memenuhi kaleng itu aku harus alpa sekolah

Tuhan diskusi ini jadi amat panjang
sbab aku mulai membanding-bandingkan
diskusi ini jadi ramai, lebih dari lima orang
mulutnya aku wakilkan bicara

Atau mari temani aku berdoa
semoga ada yang mendengarnya

(Malam sehabis Isya, 09032015)




 

images3579

Kamu hilang, seperti Kamu yang Datang

 Musim semi tinggal separuh

Pepohon berbayang hampir rubuh

Pada batas senja, pucuk-pucuk perdu mengumam

Rindunya renta dimakan usia

Dan tetap 

Tak ada bagian untuknya berbagi rindu

Sampai suatu malam terang

Seutas bayang maju kepada kenang paling depan

Kenang aku lagi katanya

Singgahi aku lagi

Terlalu lama sudut-sudut matamu mengering

Aku ingin kau pulang tanpa persiapan

Dan jantungmu mengedor-ngedor

Ucapkan padaku satu saja salam panjang

Setelah itu aku akan pergi

Pergi setelah kenang dapati hati

Yang sedia berbagi sepi

Yang sedia dimakan perih

Yang sedia memberinya satu rindu

Yang seperti kamu

 (Sebelum Magrib di petang Kamis, 120315)

 

 

Aku Mati

Sejak peduli digusur pelabuhan

Aku mati
saat semua manusia kehabisan tenang

Aku mati
ketika api memberangus undang-undang

Aku mati
bila petapa mencumbui siang-malam

Aku mati
aku menyertakan engkau (ba’da magrib, 12 Maret 2015)

Sebelum pagi datang mengejutkan

Kita mesti lebih kuat ribuan kali lipat

Sebab siang terlalu baik jika tak terik

Kita mesti bertahan hidup ditengah carut marut

Sebab damai barang mahal

Kita mesti terbiasa dan melawan

Biar anak cucu kita benar merdeka

(malam larut, esok ialah Senin. 15032015)