Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Resensi Buku: Orange Economy

Judul: Orange Economy
Penulis: Felipe Buitrago & Ivan Duque
Penerjemah: Hedwigis Hapsari
Penerbit: Noura Books
Tebal: 242

Gagasan bahwa manusia mampu menciptakan sesuatu sudah ada sejak jaman purbakala sampai era modern. Pemahaman proses kreatif itu bertumbuh dan berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat dan mengambil peran dalam perekonomian negara.

John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai semua sektor yang barang dan jasanya berdasarkan kekayaan intelektual: periklanan, arsitektur, kerajinan, desain, mode, game dan mainan, penerbitan, musik, penelitian dan pengembangan, perangkat lunak, TV dan radio, video games, seni visual dan pertunjukan.

Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru yang berbasis kreativitas setelah ia melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaaan Intelektual (HKI) senilai 414 milyar dolar yang menjadikan HKI sebagai barang ekspor nomor satu di Amerika Serikat. (sumber: Wikipedia)

Orange economy memiliki banyak istilah seperti industri budaya, industri kreatif, industri rekreasi, industri hiburan, industri konten, industri yang terproteksi hak cipta, ekonomi budaya dan ekonomi kreatif.
Walaupun memiliki banyak istilah namun perlu disepakati bahwa kesemuanya merujuk pada satu tujuan yaitu ide atau gagasan.

Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi untuk menghasilkan ide atau gagasan. Seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan dari karya ciptanya yang dilindungi oleh HKI. Contohnya: penulis, pencipta lagu, periset, dan lain-lain.

Perdagangan kreatif ini juga tidak mudah goyah dan dapat memulihkan pertumbuhannya dengan cepat jika terjadi krisis finansial. Industri film besar seperti Hollywood di AS, Bollywood di India, dan Nollywood di Nigeria bersama-sama memproduksi lebih dari empat ribu film per tahun. lebih dari 80 per minggu penjualan film box office mereka mencapai miliaran dollar di seluruh dunia. Begitu pun industri video game dan Itunes yang melaporkan sejak peluncurannya pada tahun 1998 lebih dari 25 miliar lagu telah diunduh pada harga $0.99 per lagu dan lebih dari 50 miliar aplikasi telah diunduh dari AppStore.

Industri hiburan, video game, seni pertunjukan, kerajinan dan industri kreatif lainnya ini faktanya mampu bertahan dan melewati dekade sukses dalam perdagangan internasional.

Jika ekonomi kreatif diibaratkan sebagai sebuah negara di dunia, maka ia akan menjadi negara terbesar ke-empat di bidang ekonomi dan tenaga kerja. (Statistik menurut analisa Felipe Buitrago dan Ivan Duque)
1. Ekonomi terbesar ke-empat dengan $70,4 triliun dollar
2. Pengekspor barang dan jasa terbesar ke-sembilan $22,2 triliun dollar
3. Jumlah tenaga kerja 3,226 miliar pekerja, 2011

Buku ini menaparkan potensi besar yang dimiliki orange economy yang seringkali tak terlihat. Fakta dan data yang disajikan dalam buku ini membuktikan bahwa orange economy merupakan bagian yang sangat penting dari perekonomian dan budaya di dunia.

Inonesia dengan beragam suku, seni dan kebudayaan, kerajinan serta nilai-nilai budaya luhur warisan dunia dan anak-anak muda yang kreatif mampu berperan serta di dalam industri kreatif dan menjadi bagian dari orange economy yang diperhitungkan dunia.

Jadi, mengapa tidak mulai memfokuskan diri kepada kegiatan dalam orange economy yang selama ini dianggap tak berpotensi? Faktanya, aktivitas bisnis ini mampu memperbaiki ekonomi negara serta mampu menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi anak-anak muda dan meningkatkan kesejahteraan.

(Sumber: http://buku.enggar.net)