PEDOMAN BENGKULU. Harapan warga Kota Bengkulu untuk memiliki pasar rakyat yang nyaman dan mewah terancam pupus. Pasalnya, komitmen Pemerintah Kota untuk melakukan revitalisasi sejumlah pasar rakyat tersebut disandarkan kepada janji Presiden RI Joko Widodo yang akan mengucurkan Rp 30 miliar untuk perbaikan pasar di Kota Bengkulu saat berkunjung ke Pasar Tradisional Percontohan Panorama pada November 2014 yang lalu.
Diketahui, pembangunan Pasar Tradisional Percontohan Panorama pada tahap pertama dengan nilai proyek Rp 10 miliar dan tahap kedua dengan nilai proyek Rp 8,5 miliar diduga bermasalah secara hukum. Bahkan, pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus ini.
Sementara, Kementerian Perdagangan RI mengisyaratkan tidak akan mengucurkan dana bantuan revitalisasi pasar selama ada persoalan hukum yang melekat pada pasar yang akan direvitalisasi. Sekalipun Kementerian Perdagangan RI saat ini mempunyai program pendirian dan perbaikan 5.000 pasar di seluruh Indonesia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Erwan Syafrizal SE, tak menampik hal ini. Meski demikian ia menegaskan, pihaknya tetap akan mengajukan proposal revitalisasi sejumlah pasar di Kota Bengkulu.
"Meski sudah dijanjikan Presiden RI Joko Widodo, namun kalau untuk mendapatkan plot anggaran Rp 30 miliar dalam APBN 2015 jelas tidak bisa. Demikian juga untuk APBN Perubahan sepertinya sudah dirumuskan," kata Erwan.
Ia menjelaskan, kemungkinan lainnya hanya bisa mengandalkan ploting anggaran pada APBN tahun anggaran 2016. Karenanya, lanjut Erwan, Disperindag Kota Bengkulu akan menyempurnakan proposal pengajuan revitalisasi pasar sebelum APBN tahun anggaran 2016 dibahas.
"Pernyataan-pernyataan Presiden RI Joko Widodo akan kita lampirkan sebagai pendamping proposal yang kita ajukan kepada Kementerian Perdagangan RI. Kita berharap semua perwakilan kita baik di DPR RI maupun di DPD RI dapat menyokong usulan ini," ucapnya.
Kondisi pasar rakyat di Kota Bengkulu sendiri saat ini kian memprihatinkan. Pasar Barukoto, Pasar Minggu, dan Pasar Tradisional Percontohan Panorama terus menerus menjadi sorotan karena terlihat kerdil bila dibandingkan dengan pasar-pasar modern. Sementara Pasar Tradisional Pagar Dewa terus menuai kontroversi dalam hal pengelolaan hingga saat ini. (Laiman Akhiri)