BENGKULU, PB – Solidaritas untuk korban bencana asap terus mengalir. Mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib) yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidik Misi Nasional (PMABMN) menggelar aksi penggalangan dana untuk korban bencana asap yang terjadi di Sumatra.
Aksi penggalangan dana untuk Wilayah II Sumatra tersebut sudah berlangsung tiga hari. “Jadi wilayah II itu dari provinsi Bengkulu, Sumsel, Jambi, Lampung, dan Bangka Belitung” ujar Dwi Handika, Koordinator Wilayah II kepada Pedoman Bengkulu saat menggalang dana di depan gerbang Unib Belakang, Senin (19/10/2015) pagi.
Dwi menyampaikan bahwa seluruh kampus dari Sabang sampai Merauke telah menggalang dana sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. “Dananya akan terkumpulkan dan dibelikan untuk masker, sehingga maskernya akan didistribusikan ke wilayah tersebut,” ujarnya.
Program Sejuta Masker diharapakan efektif membantu wilayah yang terkena musibah.
“Alhamdulillah beberapa kampus seperti Unib, Dehasen, IAIN, dan berbagai universitas penerima Bidik Misi lainnya telah menggalang solidaritas. Kami akan memberikan masker khusus, namanya itu N95. Sebenarnya masker itu untuk pekerja yang diharapkan sulit terhirup oleh hidung,” kata Dwi Andika.
“Dari Sabang sampai Merauke, seluruh universitas melakukan galang dana selama kurang lebih dua minggu ini. Jadi, untuk Unib sendiri kami galang dana akan selesai pada hari Jumat ini, rencananya,” demikian Dwi Handika.
Massa mulai aksinya dari pukul 07.00 WIB -09.00 WIB. Dalam program Sejuta Masker ini seluruh mahasiswa penerima Bidik Misi Unib diwajibkan berpartisipasi dalam aksi tersebut.
“Kami di sini yang ikut bersama mahasiswa bidik misi angkatan 2015 lainnya. Jadi, di sinikan sebagai pelatihan juga di mana kita itu peduli juga kepada masyarakat yang tidak mampu,” ungkap Egi Noferanda, mahasiswa Jurusan Peternakan Unib.
Peserta aksi lainnya, Desmawati, mahasiswa Fisip Unib mengharapkan pemerintah turut membantu secara langsung. “Setidaknya pemerintah, baik pemerintah pusat dan Bengkulu memberikan bantuan, tidak sekedar nonton, baik moril dan materil,” katanya. (Laiman Akhiri)