JAKARTA, PB - Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengakibatkan bencana kabut asap sudah berlangsung sekitar enam bulan. Ditargetkan bencana ini bisa hilang pada akhir Oktober atau awal November 2015. Itu artinya ada rentang waktu satu bulan untuk mewujudkan target ini.
"Saya harap dalam satu bulan bisa selesai, akhir Oktober atau awal November," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei, saat menggelar jumpa pers di gedung BNPB, Kamis (1/10).
Dia beralasan, Indonesia akan memasuki musim penghujan pada akhir bulan ini. Hal ini bisa menjadi alat yang paling ampuh untuk menghilangkan asap. "Cara terbaik mengatasi asap adalah dengan curah hujan lebat, atau siraman air cukup, karena jika tanggung maka akan muncul asap," kata dia.
Kalau dilihat fenomena, di beberapa daerah sudah mulai terguyur hujan. Misalnya di daerah Pontianak dan Riau. "Sekarang pun, jika dibandingkan awal September jumlah titik apinya telah menurun," katanya.
Tak hanya mengandalkan air hujan, dia mengatakan saat ini proses pemadaman menggunakan jalur darat dan jalur udara terus dilakukan. Agar proses pemadaman berjalan lancar ketersediaan air harus dijaga. Selain itu, pemerintah juga sedang mengebut proses pembentukan kanal bersekat di lahan-lahan gambut yang mengalami kebakaran.
Kanal-kanal itu dibuat atas perintah Presiden Joko Widodo saat dirinya mendatangi salah satu lokasi kebakaran saat Hari Raya Idul Adha pekan lalu. Willem menyatakan permintaan Jokowi muncul setelah mengetahui fakta bahwa kanal sangat berpengaruh untuk memadamkan kebakaran di lahan gambut.
"Diharapkan tanggal 10 Oktober pembentukannya rampung ya. Saat ini tengah dalam proses penyelesaian," katanya.
Saat ini, pembentukan kanal bersekat difokuskan di dua daerah, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Panjang daerah yang akan dibentuk kanal berjumlah 17 kilometer dan ukuran kanalnya adala 6x6 meter. "Ukuran kanal itu bisa berbeda-beda tiap daerah, kalau di dua provinsi ini 6x6," katanya. (Gara Panitra)