Disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, data sementara total lahan terbakar mencapai 1,7 juta hektar. Areal tersebut meliputi, Kalimantan seluas 770 ribu ha, sedangkan di Sumatera, sekitar 593 ribu ha.
Ia pun menyampaikan 35,9% dari areal yang terbakar di Pulau Borneo itu merupakan lahan gambut. Sementara di Sumatera, 45,9% diantaranya lahan gambut dan 221.704 ha areal terbakar berada di Sumatera Selatan.
"Angka ini pasti akan bertambah karena kebakaran masih terus berlangsung," ujar Sutopo, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10).
Menurutnya, pasokan asap mulai berkurang dan jarak pandang mulai membaik. Di Padang misalnya, 1.500 m berasap. Sedangkan di Pekanbaru 4.000 m berasap. Jambi 1.000 m berasap, Palembang 7.000 m berawan, Pontianak 2.000 m berasap, Palangkaraya 200 m berasap, dan Banjarmasin 9.000 m cerah.
"Kualitas udara juga membaik, dimana ISPU di Medan 189 tidak sehat, Pekanbaru 104 sedang, Jambi 377 berbahaya, Palembang 358 berbahaya, Pontianak 134 sedang, Samarinda 82 sedang, Palangkaraya 741 berbahaya," jelasnya.
Ia menambahkan, bantuan helikopter Chinnok dan pesawat Hercules yang memuat personil dan peralatan dari Singapore telah mendarat di Lanud Palembang pada 10-10-2015 pukul 11.00 Wib. Bantuan pesawat CL415 Bombardier dan 21 personil (12 kru penerbang, 8 teknisi, 1 wartawan) dari Malaysia juga telah tiba semalam sebelumnya. Rencana nanti 1 heli Dolphin dengan 4 crew penerbang juga akan segera tiba.
"Rencana bantuan dari Singapore dan Malaysia ini hanya akan beroperasi selama 2 minggu," imbuhnya.
Untuk diketahui, tim Malaysia ini akan ditempatkan di Pangkal Pinang dan melakukan water bombing di Selapan dan Air Sugihan, Kab OKI, Sumsel.
Informasi terakhir, berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua, terdapat 936 hotspot. Yaitu Sumatera 91 titik, terdiri dari Lampung 2 dan Sumsel 89 titik. Di Kalimantan sendiri ada 845 titik. Diantaranya, Kalbar 5, Kalsel 52, Kalteng 628, Kaltim 159, dan Kaltara 1. (Gara Panitra)