BENGKULU, PB - Indikator ekonomi di Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan positif, hal ini ditandai dengan Indeks Harga Konsumen mengalami penurunan (deflasi). Pertumbuhan ini tidak lepas dari peran serta pemerintah dan dunia usaha, demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Dody Herlando, Kamis (01/10).
"Intinya indikator ekonomi Bengkulu sedang tumbuh positif, banyak hal menggembirakan yang terjadi seperti sepuluh komoditas mengalami deflasi seperti daging ayam, cabe merah, jengkol, jeruk, minyak goreng, apel dan bensin," katanya kepada Pedoman Bengkulu.
Lanjutnya, selain komoditas konsumsi tersebut hal positif juga terlihat dari sektor jasa seperti jasa perhotelan, dan transporasi. "Jumlah hunian hotel berbintang naik mencapai 55,10 persen, begitu juga dengan jasa angkutan laut dan udara juga mengalami peningkatan," ujarnya.
Untuk mengantisipasi harga komoditas ekspor sawit dan karet yang terus tertekan nilai tukar dollar yang terus melambung, untuk itu pihaknya menghimbau untuk mengambil strategi pilihan komoditas ekspor lain agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap stabil.
" Saat ini sawit dan karet masih tertekan. Pilihan komoditas lain perlu dipikirkan untuk menstabilitkan ekonomi di Bengkulu," imbuhnya.
Ia menilai bahwa perbaikan indikator ekonomi tidak terlepas dari peran pemerintah dan dunia usaha, saat ini pemerintah pusat fokus pada pembangunan infrastruktur untuk memperlancar iklim investasi sudah tepat.
"Untuk melihat dan mengukur pertumbuhan ekonomi kita kedepan maka situasi dan kebijakan nasional harus dijadikan rujukan, kalau kita lihat pemerintah sekarang sedang fokus pda pembenahan infrastruktur dan iklim investasi, bila ini berjalan baik maka pertumbuhan ekonomi bisa terus tumbuh positif," tutupnya. (MS)