BENGKULU, PB – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Bengkulu menyelenggarakan rapat kordinasi bersama perwakilan Panwaslu kota/kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu. Rapat ini untuk memantapkan pengawasan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 9 Desember mendatang.
Wahyu Handono, Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Banwaslu menyampaikan bahwa saat ini terdapat karakter pemilih ideal setelah Pimulu Kada langsung diselenggarakan sejak tahun 2004.
“Dulu Pilgub tahun 2004/ya, ada masyarakat itu ambil uangnya dan saya pilih orangnya. Kemudian dievaluasi sama masyarakat itu sendiri. Wai, ternyata salah pilihan saya kemarin, jalan-jalan rusak ternyata tetap tidak diperbaiki dan dia hanya sibuk memperkaya diri dan keluarganya saja. Ingat itu (kita sebut) sebagai fase pertama,” ungkapnya, Senin (19/10/2015) siang.
Wahyu mengatakan bahwa setelah merasakan kesal akan tipu daya saat mereka jalani fase pertama, maka munculah fase kedua. “Fase kedua, ambil dulu uangnya terus saya tidak pilih orangnya,” ujar Wahyu saat memaparkan pandangannya dalam Rapat Kerjasama Pengawasan yang diadakan di Universitas Unihaz, Kota Bengkulu.
Namun saat ini ia berharap muncul kesadaran masyarakat pemilih terkait dengan praktek politik uang yang sering terjadi di Pilkada. “Saat adalah fase ketiga, ini harapan saya dan Banwas bahwa pemilih ideal itu ambil uangnya dan saya laporkan ke Panwas. Tapi jika takut melaporkan maka jadilah anti money-politic, jangan terima uangnya,” tutup Wahyu. (Laiman Akhiri)