[caption id="attachment_61594" align="aligncenter" width="2880"] Sekretaris Kota Bengkulu Marjon[/caption]
BENGKULU, PB - Setelah beberapa bulan dilantik, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu, Marjon, terus melakukan terobosan-terobosan. Salah satunya adalah dengan menciptakan sistem penyerapan aspirasi rakyat secara efektif.
Penyerapan aspirasi rakyat secara efektif tersebut bertumpu kepada aktifnya camat dan lurah se Kota Bengkulu untuk mengikuti seluruh denyut nadi kehidupan warga kota. Bila ada camat dan lurah yang tidak mengetahui kondisi warganya, maka Wali Kota Bengkulu akan langsung memberikan evaluasi sekaligus teguran kepada camat dan lurah bersangkutan.
"Midset pejabat kota tidak boleh lagi minta dilayani, tapi pegawai kota lah yang harus melayani warganya. Termasuk dalam pembangunan. Dulu menunya kita yang siapkan. Sekarang harus masyarakat bawah yang menentukan menunya. Makanya kami tak akan bosan-bosan mengingatkan camat dan lurah untuk selalu mencari tahu apa yang diinginkan rakyat dengan turun ke bawah," kata Marjon kepada Pedoman Bengkulu.
"Camat dan lurah harus selalu turun ke lapangan. Jangan ada anak terlantar yang miskin tak sekolah. Kalau ada, segera ambil tindakan. Jangan ada kejadian seperti di kota lain dimana ada anak yang sakit parah hingga meninggalnya lurah tidak tahu. Wali Kota sendiri yang akan melakukan evaluasi kalau sampai ada kejadian seperti ini," sambung Marjon.
Dalam beberapa waktu terakhir, Marjon juga sedang mencoba mengefisiensikan koordinasi birokrasi yang selama ini terkesan kaku
dan berbelit-belit. Ia menolak kebiasaan 'setor muka' yang kerap dilakukan oleh pegawai di jajaran pemerintahan, terutama dari bawahan kepada atasan.
"Kita pejabat seringkali boros waktu. Misal ada camat yang ingin menghadap untuk melaporkan kegiatan. Untuk basa-basi bisa sampai satu jam. Kalau ada delapan tamu, maka waktu yang tersita untuk laporan saja sudah delapan jam. Sekarang tidak usah lagi begitu. Saya sudah wajibkan semua menggunakan WhatsApp. Silahkan jam bertamu dan ngobrolnya dipakai untuk melayani rakyat. Kalau ada kegiatan silahkan difoto, catat, laporkan melalui WhatsApp agar masyarakat segera tahu apa yang dilakukan oleh pemerintahnya," tukas Marjon.
Disamping itu, sambung Marjon, ia juga akan bersikap tegas terhadap aparatur Pemerintah Kota yang tidak bisa menyelesaikan persoalan yang sudah bertahun-tahun terjadi. Ia mencontohkan masalah kebersihan pantai. Marjon telah menekankan agar Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu dapat menjaga kebersihan pantai dalam tempo waktu tertentu.
"Kalau dalam tempo waktu tertentu tidak juga beres, maka kita evaluasi bersama-sama. Jangan ada masalah yang menahun tidak bisa dibereskan. Masyarakat tidak suka lagi kalau kita sekedar cuap-cuap," tegasnya.
Marjon juga berjanji untuk senantiasa memberikan reward kepada para pejabat yang berprestasi. Sebaliknya, ia juga tengah menyiapkan sanksi disiplin bagi para pejabat yang memiliki kinerja buruk dalam menjalankan roda pemerintahan.
"PAD (Pendapatan Asli Daerah) kita sekarang tercatat turun. Kalau dulu bisa Rp 13 miliar setahun sekarang kita baru tembus Rp 3 miliar. Saya minta kepada lurah-lurah agar dalam tiga bulan ini semua target tercapai. Kalau kesadaran pajak masyarakat rendah, kita yang harus datang ke rumah-rumah. Kasih petugas kita insentif untuk menunjang mobilitasnya. Sanksi mereka yang tidak bergerak," tutup Marjon. [rudra/bis]