Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Melihat Lebih Dekat Sekolah Alam Mahira

[caption id="attachment_7967" align="alignleft" width="225"]995664_286231834853603_43013734_n (Sumber foto, Sekolah Alam Mahira)[/caption]

Bermain adalah fitrah anak-anak. Sekolah yang baik tentu dapat memahami akan dunia anak yang penuh kreatifitas bermain. Tanpa permainan maka pengetahuan kognitif, emosional, sosial, dan fisik anak tidak dapat berkembang baik.

(Baca juga: Meniti Harapan di Sekolah Alam Mahira)

Tempat bermain bagi anak-anak adalah alam terbuka. Mendapatkan sekolah seperti itu akan menyenangkan, membebaskan dan memerdekakan kehidupan sang anak. Sebab, sekolah alam seperti ini akan mendorong anak berkembang sesuai bakat dan minat yang diharapkannya. Dan Mahira adalah tempatnya, Sekolah Alam yng sesuai dengan dunia anak.

Oleh Renda Putri HS

Sekolah yang mengembirakan

Sekolah Mahira yang terletak di Jalan Kini Balu, Nomor 11 Kebun Tebeng, Kota Bengkulu itu memberi warna baru pada dunia pendidikan di Provinsi Bengkulu. Di sekolah ini, pendidikan dan bermain jadi satu. Mereka punya slogan, belajar, bermain dan berkembang.

Mahira adalah tempat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak, seperti dunia fantasi, tempatnya belajar terkadang di taman hijau dengan pohon-pohon rindang, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya diluar ruangan.

Kepala Sekolah Dasar (SD) Mahira, Edi Hendra berkata bahwa kurikulum Sekolah Alam Mahira sama dengan sekolah formal lain, yang membedakan metode pengajaran maupun materinya. Anak-anak dibuat senang dalam dunia belajar.

“Contohnya, ada guru yang pernah bawa burung puyu, dari mulai masuk kelas saja anak-anak sudah tertarik dengan apa yang dibawa guru tadi, sesudah itu baru belajar tentang organ hewan misalnya,” katanya, Selasa (10/11/2015).

Bahkan ia juga mencontohkan tentang metode memperkenalkan pelajaran yang terasa sukar bagi anak seperti matematika. “Dalam kurikulum tematik (K13), guru kadang membawa satu sangkar yang berisi beberapa ekor burung, lalu menjadi media berhitung dan membagi,” ungkap bapak dua anak itu.

Dari satu contoh media seperti burung maka pelajaran yang diberikan bisa berbagai cabang, baik matematika, agama maupun biologi. Diakhir pelajaran, anak-anak lalu belajar masak dari hewan bedahnya seperti burung atau ayam.

“Sebelum berakhir, kegiatan mereka itu memasak, sehingga siswa merasa belajar itu asyik. Terakhir baru evaluasi, dan sesudah itu baru diberi soal-soal,” jelasnya.

Setiap mata pelajaran anak-anak selalu diperkenalkan dengan alam. Alam raya sudah menjadi sekolah yang paling baik. Pendidikan diajarkan secara natural, dan anak-anak tak pernah dipaksa menghafal.

1044823_286226708187449_1193858087_nIa mencontohkan bagaimana guru memberi pelajaran tentang pertanian atau tumbuhan. Siswa mengenal tumbuhan langsung pada objeknya, sehingga tidak menghayal atau hanya melihat gambar-gambar yang ada di buku pelajaran. Dan guru tak langsung memperkenalkan pelajaran, terlebih dahulu mengajak anak-anak untuk melihat kebun yang ada.

“Yang mau ikut umi ke kebun sayur siapa?,” katanya dengan gaya meniru pengajaran guru yang sambil memperkenalkan bagian-bagian tumbuhan, manfaat dan fungsinya.

Setiap pelajaran selalu megembirakan bagi anak-anak. Di sekolah ini, kegembiraan adalah kunci untuk memperkenalkan pelajaran. Mahira tidak saja memperkenalkan aspek kognitif seperti disekolah formal, melainkan pendidikan akhlak.

Membangun akhlak


Sekolah Alam Mahira sudah lebih dulu memperkenalkan pentingnya pendidikan karakter dalam kurikulm pendidikan. Di Mahira, setiap anak tidak cukup kecerdasan, tetapi juga mandiri dan bertangung jawab.

Alumni lulusan S1 Dakwah di IAIN Bengkulu itu mengatakan jika konsep pendidikan dalam sekolah Mahira bersumber dari nilai-nilai keagamaan. “Semuanya dari Al-Quran dan Hadist, karena semua konsep pendidikan disini mengutamakan akhlak, termasuk berwirausaha,” ungkapnya.

Ia mencontohkan kisah Nabi Muhammad S.A.W, yang telah berdagang sejak usia 12 tahun. Memperkenalkan kurikulum pendidikan wirausaha dinilai cocok bagi siswa Mahira. “Mereka bisa belajar menjadi mandiri daripada nongkrong-nongkrong di Mall,” keluhnya.

Di Sekolah itu pendidikan wirausaha sudah diperkenalkan sejak dini, mulai dari TK siswa sudah diterapkan jiwa enterpreneur.

Guru-guru di Mahira dituntut kreatif dengan pengajaran yang beraneka macam. Misalnya pengajaran matematika dengan menggunakan media layang-layang. “Setelah belajar, bahkan dibisniskan (layang-layang dijual) oleh anak-anak ke teman-temannya), dan dapat kembali bermain,” ungkapnya dengan nada riang.

Siswa-siswa juga diajari tentang kemandirian atau leadhership. Mereka menjual sayur-sayur yang telah dipanen ke Wali-wali murid saat menjemput anak-anak mereka di sekolah.

“Dalam satu petak itu mungkin kita membeli dengan harga sekitar Rp 100 ribu. Jadikan dapat untung, hasilnya itu kita bagikan kepada anak, sisanya masuk kas. kegiatan yang menarik tetapi juga bisa menghasilkan,” terangnya.

Di Mahira terdapat 76 orang tenaga pengajar, dan sekolah ini telah terakreditasi A dengan bobot nilai 90. Setiap ruang kelas biasanya di dampingi dua guru dengan jumlah murid maksimall 20 siswa, dengan begitu pengajaran para guru akan lebih fokus dan baik bagi perkembangan pelajaran anak.

Sekolah Alam Mahira sudah menjadi sekolah mercusuar bagi daerah Bengkulu. Semangatnya menjadi percontohan bagi pengembangan anak generasi mendatang, seperti nasehat dalam hadist Nabi, “muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan mereka," HR. Ibn Majjah.

942924_286230231520430_34696737_n 1012773_286232888186831_1048224651_n