Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Meniti Harapan Generasi di Sekolah Alam Mahira

JpegPendidikan dengan metode bermain hampir tak pernah dijumpai di sekolah-sekolah formal. Belajar di sekolah formal umumnya tersekat dalam ruang dan tembok sekolah. Karena itu, soko guru pendidikan Ki Hajar Dewantara pernah berkelekar, pendidikan seperti itu sama saja kualitasnya dengan warisan pendidikan Hindia Belanda dimasa lalu, mematikan kecerdasan anak.

Oleh Renda Putri HS

Ki Hajar Dewantara berkata, semua aktifitas anak-anak sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi hanya diisi dengan hal-hal yang menyenangkan seperti bermain. Hanya sedikit sekolah yang mengerti dengan dunia anak tersebut, salah satunya Sekolah Alam Mahira di Kota Bengkulu. Mahira memberi harapan bagi masa depan generasi.

Mahira merupakan salah satu sekolah swasta di Kota Bengkulu yang digagas oleh Ibu Suprapti. Ia terinspirasi dari sekolah-sekolah alam yang ada diluar provinsi, seperti School of Universe di Bogor, Bandung. Mahira dibuka untuk memenuhi impian setiap anak.

“Selama ini impian anak tergantikan oleh keinginan orang tua, sehingga anak menjadi tertekan. Karena itu, saat pulang ke Bengkulu, ia mengadopsi konsep sekolah alam disana dan mendirikannya di sini (Bengkulu). Tetapi sekolah ini bukan cabang, murni sekolah private yang dibangun Ibu Suprapti dengan jeripayahnya sendiri,” ungkap Kepala Sekolah Dasar (SD) Mahira, Edi Hendra saat menapak tilas kembali Mahira, Senin (09/11/2015).

Sekolah Mahira yang terletak di Jalan Kini Balu, Nomor 11 Kebun Tebeng, Kota Bengkulu itu kini menjadi alternatif bagi pendidikan anak-anak di Bengkulu. Pemandangan di sekolah Mahira tampak sejuk dan alami karena didesain untuk kebutuhan dunia anak. Sekolah ini juga memiliki ruang-ruang kelas yang khas dari papan kayu yang tertata rapi dengan atap rumbia. Disini anak-anak tak perlu khawatir jika tak mengenakan seragam atau bersedal jepit, mereka diberi kebebasan.

Bagaimana tidak, konon guru-guru disini disarankan membaca buku Orang Miskin Dilarang Sekolah, karya Eko Prasetyo. Buku ini tentu terbilang unik karena mengkritisi dunia pendidikan formal yang hanya menjadikan anak sebagai objek pendidikan yang memperlakukan anak seperti robot. Mungkin secara tidak langsung buku itu menginsipirasi para guru di Mahira.

JpegMulanya, pada tahun 2004 dengan hanya 4 tenaga pengajar dibentuklah bimbingan belajar Mahira dengan pengajaran membaca, menghitung dan menulis. Lalu didirikan PAUD tahun 2006 dan Sekolah Dasar (SD) tahun 2007, sehingga anak-anak tamatan PAUD Mahira tak beranjak ke sekolah lain, mereka memilih sekolah di Mahira.

Sejak awal dibuka sekolah ini telah banyak diminati, sebanyak 92 siswa baru terdaftar sebagai murid PAUD. Dan sebanyak 270 siswa SD. Sekolah Menegah Pertama (SMP) juga didirikan dengan 28 siswa. Di Mahira, satu kelas berisi maksimal 20 orang dengan dua orang guru.

Saat ini, Mahira memiliki 76 orang tenaga pengajar dan menjadi sekolah favorit dengan akreditasi A dengan bobot nilai 90.

Di Mahira, pendidikan alam dan pendidikan akhlak diramu mejadi satu. Selain metode pengajarannya yang beda, setiap kurikulumnya juga berbeda karena menekankan pada pendidikan karakter.

“Di sekolah Alam Mahira, semua guru dituntut kreatif dengan menerapkan metode belajar yang menarik dan unik,” kata Kepala Sekolah tersebut.

Untuk siswa SMP, dipersiapkan mental siswa siap untuk terjun ke lapangan, dan tugas rumah (PR) tidak lebih penting. Sejak awal arah siswa diajarkan mandiri, sehingga memiliki pengalaman kerja.

“Jika dari SD, SMP mereka sudah mulai mencari informasi, ilmu, maka mereka akan tau seperti ini loh irama bisnis itu, irama cari uang seperti apa, jadi mereka bisa mandiri saat lepas kuliah nanti,” imbuhnya.

Menurutnya, mata pelajaran yang diterapkan sama yaitu 8+1, dengan K 13.+1 ( muatan lokal). Setiap anak dibangun jiwa kepemimpinan, dan terakhir baru akademik. “Untuk sekolah alam, akademik terakhir, angka nilai 8, 9, 10 itu terakhir, karena mudah bagi kita kalau ingin membuat mereka mendapatkan nilai segitu, tetapi kalau kepribadian, akhlak, itu sulit,” ungkapnya.

JpegSetiap konsep pengajaran di Mahira didasarkan pada semangat kegembiraan. Tidak boleh ada anak yang tertekan dalam menerima pelajaran. Anak-anak diberi kebebasan mengembangkan minat, sehingga sekolah bukan menjadi “pemahat patung” keperibadian anak, melainkan pembangun karakter.

Setiap semester diberikan kegiatan praktek dan kemah, yang biaya menjadi beban orang tua murid. Dalam hal prestasi,  Mahira pernah meraih prestasi Robotik tingkat kota sebanyak 5 kali dan juara satu Robotik tingkat provinsi tahun 2014.

Selama ini sekolah formal hanya mengutamakan pengetahuan kognitif semata, sehingga pengembangan emosional, sosial, religiusitas yang penting untuk membangun kecerdasan anak tidak dapat berkembang baik.

Setiap pelajaran, khususnya hari minggu, anak-anak belajar di luar ruang kelas. Mereka diberi kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Mereka juga dapat memilih menjadi apa yang mereka harapakan. Setiap bakat dan potensi anak menjadi perhatian sekolah. Anak-anak dapat menggali bakatnya. Karena itulah, guru-guru Mahira menjadi “maestro” pengajar yang dapat mencetak generasi bangsa yang baik.