Riri John Latief: 47 Tahun Bengkulu, Lima PR Harus Dituntaskan
BENGKULU, PB - Senator muda asal Provinsi Bengkulu, Riri Damayanti John Latief kembali menyapa konsituennya. Kali ini, jebolan Universitas Indonesia ini menunaikan nazarnya di Tlang Ja'ang, Kota Agung, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong.
Terhadap konsituennya, dara kelahiran 4 Februari 1990 ini mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun (HUT) kepada Provinsi Bengkulu ke-47. Ia menilai, pada usianya yang telah dewasa ini, masih ada lima pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan bersama.
"Kemiskinan, pengangguran, rendahnya kesejahteraan petani, buruknya sarana infrastruktur dasar serta minimnya penyebaran tenaga kesehatan dan pendidikan di pelosok-pelosok daerah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus kita pecahkan dan selesaikan bersama," kata Riri kepada Pedoman Bengkulu, Kamis (19/11/2015).
Pun demikian, anggota Komite II DPD RI ini mengakui telah banyak perubahan dan kemajuan yang melanda Provinsi Bengkulu sejak otonomi daerah digulirkan. Namun perubahan dan kemajuan tersebut belum termanfaatkan dengan baik.
"Sekarang bumi yang menjadi tanah kelahirannya ibu negara pertama Fatmawati Soekarno ini telah maju dan berkembang. Wajah bekas jajahan Inggris ini telah banyak berubah. Namun berbagai aspek pembangunan kurang dioptimalkan," ujarnya.
"Seperti belum maksimalnya penataan pariwisata dan pengelolaan sumber kekayaan alam yang tidak mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat" jelasnya.
Menurut Riri, pekerjaan ini akan menjadi mudah bilamana warga Bengkulu cermat dalam memilih pemimpin. Bagi Riri, pemilihan kepala daerah secara langsung sudah selayaknya digunakan sebagai momentum untuk memilih pemimpin yang berpengalaman dan berkualitas.
"Pemimpin yang mampu meletakkan kepentingan pribadi dan golongannya dibawah kepentingan rakyat," demikian kata perempuan bergelar Putri Dayang Negeri ini.
Kemeriahan pelaksanaan pembagian motor Riri sendiri diikuti ribuan masyarakat Uram Jaya. Rakyat yang beruntung mendapatkan hadiah pulang dengan wajah sumringah. Berkumpulnya ribuan rakyat juga digunakan Riri untuk mendengarkan aspirasi rakyat. [Vilyan Alfaqih/bis]