Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

9 Faktor Penyebab Perlambatan Ekonomi Bengkulu

IMG20151221203719 pbBENGKULU, PB- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu melakukan evaluasi pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2015 ini, dalam hasil evaluasi BI menemukan sembilan faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.


Bank Indonesia masih memperkirakan tingkat inflasi tahun ini berada dikisaran 3,0 %-3,5% menurun signifikan dibandingkan tingkat inflasi ditahun 2014 lalu yang berada diposisi 10,85 %.


"Hingga saat ini masih terdapat 9 permasalahan struktural di Bengkulu yang perlu menjadi perhatian bersama, diantaranya, 1, tingginya money outflow. 2, rendahnya konsumsi produk lokal. 3, daya saing produk lokal rendah. 4, suku bunga rata-rata Bengkulu relatif lebih mahal. 5, ekspor masih mengandalkan produk mentah. 6,industri lokal belum tumbuh. 7, produktifitas pangan rendah. 8, infrastruktur terbatas, dan 9, kualitas SDM yang perlu ditingkatkan," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Bambang Himawan, senin malam (21/12).


Disamping itu, dalam suasana semangat mendukung langkah transformasi arah kebijakan Bank Indonesia secara konsisten dan hati-hati akan menempuh kebijakan moneter.


"Setidaknya ada 3 kebijakan yang akan kita ambil diantaranya, 1, mengarahkan inflasi sesuai sasaran. 2, mengendalikan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat dan 3, mendukung stabilitas ekonomi secara keseluruhan termasuk stabilitas nilai tukar," jelasnya.


Tak hanya itu, BI juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diwaspadai dan diantisipasi dalam memacu pertumbuhan nasional dimasa-masa yang akan datang.


"Kedepan ada 4 hal yang harus kita waspadai, diantaranya, Pertama, dampak elnino 2015 sedikit banyak akan mempengaruhi kualitas produksi perkebunan dalam 3-4 bulan mendatang. Namun dengan perkiraan perbaikan tingkat harga diharapkan mampu sedikit meredam penurunan pendapatan masyarakat. Dua, meski kenaikan dana desa cukup signifikan namun masih terdapat permasalahan terkait dengan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang mengelolanya. Ketiga, rebalancing ekonomi tiongkok diperkirakan masih berlanjut sehingga permintaan komoditas utama seperti karet dan batubara masih stagnan. Keempat, ekonom dunia mengkhawatirkan harga minyak dunia akan naik ditahun 2016," tutupnya. [MS]