[caption id="attachment_10979" align="alignleft" width="300"] IST - Seorang warga sedang membeli jeruk kalamansi khas Bengkulu[/caption]
BENGKULU, PB - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera dimulai. Persaingan ekonomi ASEAN sudah tidak bisa lagi dibendung. Rakyat Indonesia mesti bersiasat untuk dapat bersaing dalam dunia pasar bebas.
Tahun 2016 menjadi penanda hadirnya persaingan pasar bebas, kekhawatiran tentu saja dirasakan oleh masyarakat tapi Bank Indonesia menghimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan konsumsi.
"Apakah dalam pasar bebas pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan membaik? Kalau kita masih membiarkan lidah kita mencintai produk luar seperi Thailand, Filipina dan Singapura maka produk lokal kita akan terhempas ke bawah. Tapi bila kita konsumsi produk lokal maka Insya Allah ekonomi kita akan kuat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Bambang Himawan kepada Pedoman Bengkulu, Kamis (31/12/2015).
Lanjutnya, BI Bengkulu justru mengkhawatirkan jumlah money outflow (uang keluar) yang sangat tinggi yang mencapai 80 persen di Provinsi Bengkulu.
"Kita harus waspada bahwa money outflow kita cukup tinggi, solusinya kita harus giat memasarkan produk lokal agar laku dipasaran, anak cucu kita harus dibiasakan untuk menggunakan produk lokal ini. Sebab kalau kita tidak kuat, maka percayalah mereka bisa jadi lebih memilih durian Bangkok dari pada durian Curup. Bila itu yang dipilih, petani kita akan menderita karena tidak ada likuiditas atau penghasilan yang masuk," ujarnya.
Seperti yang diketahui, tanggal 1 Januari 2016 MEA akan dimulai, untuk itu masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap gempuran produk impor dan lebih menggalakkan produk lokal. [MS]