Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Ketika Wali Kota Dipersalahkan

Kabag Humas Salahuddin YahyaBENGKULU, PB - Riwayat penyakit batu ginjal ternyata bukan satu-satunya alasan Wali Kota Helmi Hasan pergi meninggalkan Bengkulu ke India. Kepala Bagian Humas Setda Kota, Salahuddin Yahya, mengungkapkan, cuti di luar tanggungan negara yang diambil oleh Helmi juga disebabkan karena keinginannya untuk memulihkan kesehatan dan berbagi peran.

"Pak Wali selalu merasa serba salah. Semua apa yang ia lakukan untuk memakmurkan rakyat disalahkan. Misalnya Dana Bergulir Satu Miliar Satu Kelurahan salah, Bantuan Langsung Allah salah, seruan shalat berjamaah salah. Sehingga selain untuk memulihkan kesehatannya, beliau juga ingin berbagi peran," kata Daeng, sapaan akrabnya, Kamis (24/12/2015).

Pun demikian, lanjut Daeng, keputusan untuk memulihkan kesehatan dan melepaskan peranannya sementara watu telah dikaji secara teliti dan mendalam. Misalnya dalam pemberian delegasi kewenangan kepada Wakil Wali Kota Patriana Sosialinda. Termasuk melayangkan permohonan izin kepada Gubernur Bengkulu dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.

"Faktanya, tidak ada sesuatu hambatan yang ditimbulkan karena ketiadaan beliau. Intensitas SKPD dalam menjalankan urusan-urusan pemerintahan tetap maksimal. Kekhawatiran itu lebih kepada formalitas semata, tetapi secara subtansi tidak ada masalah," paparnya.

Daeng menekankan, Wakil Wali Kota memiliki kewenangan penuh dalam mengambil langkah-langkah taktis dan strategis dalam roda pemerintahan. Menurutnya, hal ini telah dikaji tidak akan menimbulkan persoalan hukum yang timbul di belakang hari. "Kita bisa periksa pada hari-hari normal kerja. Semua Aparatur Sipil Negera tetap bekerja. Apel lancar," demikian Daeng.

Diketahui, sejak berkuasa, kebijakan Helmi Hasan selalu mengundang kontra dari sejumlah kelompok tertentu. Misalnya Dana Bergulir Samisake. Alokasi anggaran tambahan sebesar Rp 50 miliar lebih untuk program kredit super lunak guna memberantas pengangguran ini terpaksa terhenti karena desakan kelompok tersebut.

Sama halnya dengan seruan shalat berjamaah dan bantuan langsung Allah. Dua kebijakan yang ditujukan untuk menyalakan iman masyarakat ini ditentang. Padahal ketika program ini berjalan, sekat antara rakyat dan pemimpinnya hilang. Warga kota dan Wali Kota dapat duduk bersama setiap usai shalat berjamaah untuk memusyawarahkan masalah-masalah yang ada di Kota Bengkulu. Manfaatkanlah ruang dialog ini untuk menyampaikan pesan yang baik buat kemajuan Kota Bengkulu tercinta. [RV]