[caption id="attachment_11232" align="alignleft" width="300"] Suhajar Diantoro (tegah, mengenakan batik merah) saat lawatan ke Provinsi Gorontalo.[/caption]
BENGKULU, PB- Provinsi Bengkulu tetap mempertahankan diri sebagai provinsi termiskin yang ada di Pulau Sumatera. Banyak pihak menganggap hal ini terjadi lantaran anggaran pemerintah pusat yang disalurkan ke Bengkulu masih jauh dari kata cukup.
Hal tersebut bisa dilihat dari kecilnya porsi anggaran untuk tanah kelahiran Fatmawati ini dalam RPJM Nasional. Tak salah pula jika menyebut Bengkulu selalu dianaktirikan dalam hal pembangunan.
Pejabat Gubernur Bengkulu Suhajar Diantoro tak menampik hal ini. Kecilnya anggaran tersebut lantaran Indonesia adalah negara berkembang yang punya keterbatarasan dalam keuangan.
"Karena itu, kawan daerah harus kreatif membuat usulan yang bisa direspon oleh pemerintah pusat," jelasnya kepada wartawan.
Dia pun mencontohkan sempat memberi saran kepada Bupati Bengkulu Utara untuk segera menyusun proposal pembangunan Pulau Enggano. Menurutnya, pulau terluar tersebut sangat unik dan khas sehingga bisa 'dijual' agar dana pusat mengucur ke Bengkulu.
"Enggano itu harusnya bisa jadi ikon Bengkulu selain Bunga Raflesia, karena dia sangat unik dan terpisah dari pulau-pulau yang ada di Asia," ungkap mantan Rektor IPDN ini.
Dengan kemampuan pejabat daerah dalam menyusun usulan tersebut, maka bukan tidak mungkin pembangunan Bengkulu bisa masuk dalam skala prioritas. Disinilah peran penting pejabat daerah untuk membaca peluang.
"Artinya daerah harus punya rencana yang baik juga," kata Staff Ahli Mendagri itu.
Selain itu, ia minta agar media yang ada di Bengkulu untuk ikut membantu pemerintah daerah dalam pengajuan pembangunan tersebut.
"Media juga harus ekspos hal-hal yang baik sehingga Bengkulu ini bisa menjadi sorotan juga," jelasnya.
Lalu bagaimana dengan proyek MP3EI yang dulu sempat digemborkan oleh Gubernur Junaidi Hamzah? Suhajar mengaku tak tahu banyak tentang proyek yang digagas oleh Hatta Rajasa tersebut. "Saya tidak tahu apakah proyek ini dilanjutkan atau tidak," pungkasnya. [IC]