BENGKULU, PB - Beragamnya problematika hidup yang terjadi akhir-akhir ini dinilai karena rendahnya sikap muraqabah atau kesadaran dalam jiwa selalu diawasi oleh Allah dalam diri manusia.
Bukan hanya menimbulkan banyaknya permasalahan hidup, rendahnya sikap muraqabah tersebut ditengarai juga mengakibatkan hilangnya harga diri dan kehormatan pribadi, kelompok, bahkan bangsa dan negara.
"Ketika seseorang tidak lagi merasa segala tindak-tanduknya diawasi oleh Allah, maka dengan mudahnya ia berperilaku korup dan tenggelam dalam segala bentuk kemaksiatan," kata Ustadz Rusdi M Daud, dalam khutbah yang disampaikannya di Masjid Agung Attaqwa Anggut Atas, Jum'at (8/1/2016).
Orang yang mengabaikan muraqabah dalam dirinya, lanjut Rusdi, merupakan orang yang tidak memiliki kesadaran bahwa dirinya akan mati, gemar menyebarkan fitnah dan ghibah, serta tak pernah takut bahwa seluruh yang diperbuatnya akan berbalas.
"Kata muraqabah dekat maknanya dengan malaikat Raqib, malaikat yang bersama-sama malaikat Atid senantiasa mencatat seluruh perbuatan manusia di muka bumi. Orang yang bersikap muraqabah, selalu meresapi bahwa Allah selalu melihat, mengawasi dan memonitor dirinya, baik dalam gerak maupun dalam diam, baik secara lahir maupun secara batin," urainya.
Bila orang sudah sedemikian merasa selalu diawasi Allah, sambungnya, maka orang tersebut tak akan pernah berbuat maksiat, takut akan azab yang nyata dan tak pernah berani melakukan perbuatan dosa meski tak ada orang lain yang melihatnya.
"Bila kiranya seluruh pemimpin, pejabat, ulama, karyawan dan seluruh umat manusia bisa bermuraqabah, tentu akan tercipta kehidupan yang adil, makmur, sederhana dan diridhai Allah," paparnya.
Ia menjelaskan, ada tiga jenis muraqabah. Diantaranya muraqabah dalam ketaatan kepada Allah, muraqabah dalam keikhlasan dalam melakukan segala hal dan muraqabah dalam rasa syukur atas seluruh nikmat yang diberikan oleh Allah.
"Orang yang senantiasa bermuraqabah akan senantiasa dilindungi oleh Allah. Allah akan menjaganya dan akan menunjukkan perilaku yang baik dalam hatinya. Dia akan senantiasa merasakan kehadiran Tuhan bersamanya," sampai Rusdi.
Muraqabah ini, tambahnya, bisa dicapai dengan senantiasa bermuhasabah atau mengintrospeksi diri. Orang yang bermuraqabah dapat memulainya dengan bertaubat, mengakui kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa apa saja yang telah diperbuat serta berkomitmen tidak akan pernah mengulanginya kembali.
"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu," tutupnya mengutip Al Qur'an Surat Albarokah ayat 284. [RN]