Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Bila Sudah Ada Solusi, Warem Pantai Siap-siap Angkat Kaki

Buyung Mustofa (berkepala gundul) saat memberikan keterangan kepada Sesda Kota Marjon (berbaju PNS)

BENGKULU, PB - Menjamurnya bangunan warung remang-remang (warem) yang ada di Pantai Panjang disikapi oleh berbagai kelompok masyarakat. Mereka menuntut agar warem tersebut dibongkar. Adalah Serikat Pekerja Lembak (SPL), bersama Pengurus Daerah (PD) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bengkulu, mendatangi Kantor Walikota untuk mendesak agar janji pembongkaran warem segera dilaksanakan.

Baca juga: Saling Lempar Tata Warem Pantai Panjang

"Dulu pernah dibongkar tapi kemudian dibangun lagi. Jangan sampai nanti masyarakat bersikap sendiri. Karena perbuatan maksiat yang dilakukan orang di pondok-pondok mesum itu sudah sangat vulgar. Kapan Pemerintah Kota bisa bersikap tegas guna merespon hal ini," kata Ketua PD KAMMI Bengkulu Muhammad Sobri didampingi Ketua SPL, Buyung Mustofa, Rabu (20/1/2016).

Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Bengkulu, Marjon, yang menemui dua kelompok ini di ruangannya mengatakan, keberadaan warem di Pantai Panjang telah mencoreng muka Pemerintah Kota. Namun untuk melakukan pembongkaran, pihaknya terkendala aturan.

"Kita orang timur. Budaya kita tegur dulu sebelum bongkar paksa. Dinas teknis telah kita minta untuk menegur karena memang warem ini tidak disukai oleh masyarakat kita. Kita tunggu itikad baik dari para pemilik warung. Membangun sesuatu yang bukan pada tempatnya saja tidak boleh apalagi pakai ditutup dengan plastik," tegas Marjon.

Selain memberikan teguran, sambung Marjon, pihaknya juga telah meminta kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Bengkulu melakukan pendataan terhadap seluruh pemilik warem di Pantai Panjang.

"Pantai Panjang itu kan ibarat halaman depan rumah kita. Malu kalau sampai ada warem. Sembari ditegur, kita minta juga agar mereka di data. Siapa mereka yang punya dan apa profesi mereka sebelumnya. Jangan-jangan mereka saudara kita juga. Kalau memang mereka dulunya petani dari luar Kota Bengkulu, kita akan meminta agar mereka kembali sebagai petani. Apakah mereka bisa makan kalau warem itu dibongkar? Ada tindakan, ada solusi," urainya.

Bukan hanya warem, Marjon juga mencemaskan penanganan sampah sampah Pantai Panjang. Karenanya, kepada segenap kelompok warga masyarakat yang menunjukkan kepeduliannya terhadap pengelolaan wisata di Kota
Bengkulu untuk bersabar.

"Karena penanganannya ini harus komprehensif. Baik masalah warem maupun pengelolaan sampah kita evaluasi terus. Yang jelas kita tidak pernah memberikan mereka izin untuk mendirikan warem. Kalau saja kita bongkar, solusi yang akan kita ambil akan menggaransi bangunan-bangunan liar itu tidak akan didirikan lagi," demikian Marjon. [RN]