Kisah Kakek 6 Tahun Ngamen Gitar Tunggal di BIM
BENGKULU, PB - Era 1980-an, Ruslan Effendi (62), menjadi pembicaraan hangat ketika itu. Pasalnya, dengan gitar tunggalnya dia sering menghiasi beberapa siaran radio ketika itu. Namanya begitu tenar diantero kota ini.
Namun, enam tahun sudah dilakoninya, saat ini pria yang sudah tidak muda lagi itu hampir setiap hari mengamen lagu-lagu tembang dengan gitar tunggalnya. Trotoar di depan parkiran Bengkulu Indah Mall (BIM) dipilhnya sebagai tempat untuk melantunkan tembang-tembang hidupnya.
Tak lain adalah Palapa Record, sebuah production house atau dapur rekaman kala itu yang membuat namanya melejit. Burhanuddin, rekan Ruslan Effendi dari Muara Enim, dialah yang menjadi jembatan hingga ia bisa masuk dapur rekaman.
Kala itu, Ruslan mendapatkan hasil sebesar Rp 5 Juta dari pihak Palapa Record. Enam batang tembang gitar tua yang masuk dalam album Palapa, yakni Riang Petang, Bujang Melarat, Pucuk Pauh, Anakku, Ribu-Ribu dan Serai Serumpun.
"Dulu mau masuk Palapa itu tidak mudah, tidak semua orang bisa," kenang Bapak lima anak ini.
Meskipun sudah berusia kepala enam, Ruslan masih mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya. Istri dan dua anak yang masih bujang gadis menjadi tanggungannya. Sekira Jam dua siang sampai tujuh malam biasanya Ruslan
Manggung di trotoar depan parkiran BIM. Bagi warga Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu ini, hanya syukur yang bisa dia dapanjatkan. Karena dari hasil mengamen perharinya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membayar kontrak rumah. "Rata-rata perharinya sekitar 60 ribuan, syukur Alahmdulillah cukuplah, meskipun masih sering nunggak bayar kontrakannya" aku Ruslan.
Sebelum berangkat ngamen di BIM, dengan dibantu istrinya, Ruslan mengumpulkan barang bekas sebagai tambahan dari hasilnya mengamen.
Ternyata, dengan perantara mengamen, menjadi ajang promosi gratis bagi Ruslan. Terbukti sejak dia mengamen, dia sering diajak untuk mengisi acara di acara pernikahan, bahkan selama tiga tahun terakhir ini dia selalu tampil di salah satu stasiun TV lokal di Bengkulu. "Sudah tiga tahun ini, tiap acara tahun baru saya diundang oleh TV, alhamdulillah cukuplah untuk tambahan," tukasnya.
Dengan diantar anak bungsunya, Sabtu 30/1/2016, Ruslan menghadiri acara pembentukan Komunitas Seniman dan Pecinta Gitar Tunggal di Rumah Budaya Secuk Miling, Jl. Pariwisata, Timur Indah, Bengkulu.
Tidak banyak harapan yang diimpikan Ruslan, semoga dengan terbentuk komunitas yang mereka kasih nama Sanggar Seni Gitar Tradisional Bengkulu atau disingkat dengan S2GTB ini, bisa menggugah pemerintah supaya memperhatikan keberadaan seniman gitar tunggal. [Apdian Utama]