BENGKULU, PB - Polemik pengelolaan Pasar Pagar Dewa kian memanas. Guna meminta kejelasan mengenai hak pengelolaan pasar yang selama bertahun-tahun dikelola Koperasi Bangun Wijaya ini, puluhan aktifis dan pedagang yang tergabung dalam Kontrol Sosial Masyarakat Bengkulu (KOSMAB) dan Suara Mahasiswa UMB Bersatu (SMUB) menyambangi Kantor Walikota sekira pukul 11.00 WIB, Selasa (21/1/2016).
Baca juga: Dinas Koperasi Surati Pedagang Pasar Pagar Dewa dan Pengambilalihan Pasar Pagar Dewa Ditunda
Tidak ditemui oleh pimpinan SKPD yang terkait dengan permasalahan ini, para aktifis dan pedagang protes. Mereka juga berkeberatan bila puluhan massa mereka yang hadir tidak diperkenankan untuk ikut serta dalam hearing. Sejumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Bengkulu diturunkan untuk mengamankan situasi.
"Surat kan sudah kami masukan sejak tiga hari yang lalu. Tapi justru kami ingin masuk dihalang-halangi. Ada ratusan pedagang yang hidupnya bergantung pada pasar itu. Kami menuntut kejelasan nasib mereka," kata koordinator KOSMAB Carminanda dengan lantang.
Kegaduhan terjadi ketika massa berusaha naik ke ruangan Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Bengkulu. Sejumlah pejabat perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah Kota Bengkulu tak mampu meredam emosi massa. Meski para pejabat tersebut sudah menjelaskan bahwa pejabat-pejabat yang terkait masalah ini sedang bertemu dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, namun massa KOSMAB dan SMUB tetap berupaya merengsek masuk.
"Kami ingin bertemu langsung dengan pejabat yang terkait dengan masalah ini. Karena masalah ini sudah berlarut-larut. Bagaimana pun semua pejabat yang ada disini dibayar untuk melayani rakyat. Jangan aspirasi kami ini tidak didengar," tegas Carminanda diikuti keriuhan suara-suara protes dari massa lainnya.
Setelah melalui proses perundingan panjang, akhirnya lima perwakilan massa KOSMAB dan SMUB diperkenankan untuk bertemu dengan Sesda Kota. Hanya saja, di depan ruang Sesda Kota, massa kembali diminta untuk menunggu karena Sesda Kota, Marjon, sedang ada tamu. Perwakilan massa KOSMAB dan SMUB kembali bergejolak.
Ketegangan terjadi di ruangan Marjon. Perwakilan massa dihadang oleh Staf Sesda Kota, Hakimin. Massa berkali-kali berteriak menuntut kejelasan status pengelola Pasar Pagar Dewa. Massa mendesak agar Pemerintah Kota tidak lagi mengklaim pasar tersebut sebagai milik pemerintah bila tidak mau menemui mereka.
Setelah menunggu beberapa menit. Marjon akhirnya keluar. Dengan sikap ramah, ia menemui massa di depan ruang kerjanya. Ia meminta agar massa KOSMAB dan SMUB untuk bersikap santun dalam menyampaikan aspirasi. Marjon menjanjikan akan kembali mengundang KOSMAB dan SMUB untuk duduk bersama dengan kepala-kepala dinas terkait agar masalah ini segera terpecahkan.
"Kalau kita berdebat sekarang percuma. Besok (22/1/2016) setelah shalat Jum'at saya sendiri yang akan memerintahkan agar Kepala Disperindag dan Dinas Koperasi untuk menemui adik-adik semuanya di ruang Gunung Bungkuk. Saya sudah berumur. Saya juga punya emosi. Gunakan suara dengan perlahan. Tidak perlu berteriak," sanggah Marjon menengahi massa yang memaksa merengsek masuk.
"Mengenai perjanjian kerjasama, besok Bagian Hukum juga akan kami undang untuk menjelaskan. Secara prinsip, tegas saya ingin katakan, jangan sampai ada yang dirugikan dengan permasalahan ini. Itu janji saya. Silahkan adik-adik pulang dulu. Tinggalkan kontak person. Nanti akan kami hubungi," tutup Marjon mengakhir pertemuan tersebut. [RN]