BENGKULU, PB - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada September 2015 sebesar 322,83 ribu orang atau 17,16%. Meski tipis, angka ini mengalami kenaikan dibandingkan September 2014 yang mencapai 316,5 ribu orang atau sebesar 17,09%.
Namun, Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dodi Herlando menyampaikan bila dibandingkan dengan periode Maret 2015, angka ini turun sedikit. Dimana pada bulan itu angka kemiskinan di Bengkulu mencapai 17,88%.
"Bengkulu masih menjadi daerah yang paling tinggi angka kemiskinannya di Sumatera," ujarnya, Senin (4/1/2016).
Lebih lanjut, ia mengatakan persentase kemiskinan terbesar terdapat di perkotaan. Bahkan angkanya mencapai 18,15% atau mengalami kenaikan dibanding periode September 2014. Sementara di pedesaan sebesar 16,71%, mengalami penurunan.
"Angka kemiskinan ini berada diatas rata-rata nasional yang hanya berkisar 11%. Sementara Bengkulu selalu diatas 17%. Ini harus menjadi perhatian rezim kedepan," jelasnya.
Dodi menerangkan peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Sumbangan komoditi makanan tersebut tercatat sebesar 79,05%.
Beras masih menduduki posisi teratas sebagai pemberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan dari sisi komoditi makanan. Dilanjutkan dengan rokok, cabe merah, daging dan telur ayam, mie instan, ikan mujair, tempe, serta roti.
"Sedangkan untuk komoditi bukan makanan disumbangkan paling besar oleh perumahan," tambahnya.
Pada periode September 2015-September 2015, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin makin jauh dari garis kemiskinan.
"Ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin juga semakin lebar," pungkasnya. [IC]