[caption id="attachment_12408" align="alignleft" width="300"] Sumber foto: Internet[/caption]
BENGKULU, PB - Keinginan Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan untuk mendirikan kawasan 'Kota Impian' tampaknya masih sulit untuk direalisasikan. Pasalnya, lahan untuk mendirikan kawasan tempat dimana hotel, pusat perbelanjaan, taman bermain, rumah sakit, sekolah bertaraf internasional yang dijadikan satu tersebut tak kunjung ditemukan.
Baca juga: Investasi Properti Melejit di Bengkulu
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Erwan Syafrial, mengatakan, kendala lahan tersebut juga menjadi persoalan serius bagi perkembangan usaha di Kota Bengkulu. Ia mengakui, permasalahan ini masih sulit untuk dipecahkan.
"Kalau pun ada beberapa hektar lahan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota, pasti disitu ada beberapa warga yang menempati. Ketika ingin kita bebaskan, kita seringkali menghadapi berbagai macam gugutan," katanya kepada Pedoman Bengkulu, Selasa (26/1/2016).
Pada 'Kota Impian' yang semula direncanakan terletak di Kelurahan Betungan tersebut, Helmi telah berencana untuk mendirikan Kantor Wali Kota di tempat yang sama. Ia bahkan sempat meminta agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bengkulu untuk merintis pembangunan jalan.
"Sebenarnya kendalanya bukan hanya lahan, tapi juga listrik. Beberapa kali industri ingin masuk tapi mengurungkan niatnya karena pasokan listrik yang kita miliki tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan dunia industri yang membutuhkan energi besar," lanjut Erwan.
Sementara Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu, Teuku Zulkarnain, mengungkapkan, 'Kota Impian' Helmi membutuhkan lahan sekira 30 hektar dari 100 hektar yang direncanakan semula. Kota yang diharapkan dapat mencerminkan Delapan Tekad Bengkuluku tersebut direncanakan bakal digarap oleh perusahaan Lippo Group.
"Sampai hari ini memang Pemerintah Kota belum menemukan lahannya. Tapi kami minta agar tetap dicari hingga ditemukan. Karena pembangunan kawasan semacam itu bakal membuka 50 ribu lapangan kerja, sesuai dengan program Pemerintah Kota sendiri," demikian Teuku. [RN]