BENGKULU, PB - Sejumlah pengguna jalan raya di Pasar Panorama mengeluh. Pasalnya, sejumlah ruas jalan di pasar tersebut dalam keadaan macet. Kisah lama mengenai carut marut pengelolaan parkir, pedagang kaki lima (PKL) dan minimnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah seakan terulang kembali.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Dimulai dari Barukoto
"Padahal Pasar Panorama ini kemarin sudah sempat rapi karena banyaknya penertiban. Tapi sekarang sudah macet lagi. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu. Saya bisa sampai setengah jam hanya untuk lewat Jalan Kedondong yang panjangnya tidak sampai dua kilometer," kata Syu'aib, warga Hibrida yang berprofesi sebagai supir angkutan kota, Sabtu (16/1/2016).
Senada disampaikan Sulis (34), salah satu pemilik ruko di Pasar Panorama. Ia meminta agar Pemerintah Kota segera mengambil sikap untuk mengurai buruknya penataan Pasar Panorama. Sebab, kata Sulis, banyak kerugian material dan immaterial yang dialami warga dengan buruknya penataan Pasar Panorama ini.
"Yang dikeluhkan itu sebenarnya bukan cuma macetnya. Tapi bagaimana dengan kami yang punya ruko mau berjualan tapi orang enggan masuk karena pintu depannya tertutup oleh macem-macem. Tapi kita tidak bisa seenaknya juga mengusir para pedagang kaki lima. Saya yakin pemerintah punya solusi yang baik. Tinggal kemauan politik," ujarnya.
Dikonfirmasi, Kepala Bagian Humas Setda Kota, Salahuddin Yahya, mengakui bahwa konsolidasi pemerintahan untuk membereskan Pasar Panorama ini masih begitu lemah. Namun ia memastikan pemerintah tetap mengambil beberapa kebijakan strategis salah satunya dengan memagar pasar tersebut.
"Tugas-tugas keorganisasian kita untuk menata pasar itu memang belum terlaksana dengan begitu baik. Tapi kita tetap punya harapan. Apalagi kita punya Sesda (Sekretaris Daerah) yang baru. Sehingga ke depan harapan kita penanganan masalah pasar ini menunjukkan hasil yang lebih optimal," demikian Salahuddin. [RN]