Mantan Napi Teroris
JAKARTA, PB - Kapolri Jendral Badrodin Haiti memastikan salah satu pelaku ledakan bom di sekitaran Mall Sarinah, Jalan MH Thamrin Jakarta kemarin adalah mantan narapidana kasus terorisme. Pria yang terfoto tengah mengokang senjata tersebut diketahui bernama Afif.
Baca juga: Bom Jakarta, Empat Pelaku Ditembak Mati, dan Bom Jakarta Disebut Pengalihan Isu Freeport serta Bom Meledak di Jakarta
"Dia pernah ditangkap di Aceh dan divonis 7 tahun dan namanya Afif," katanya di Mabes Polri Jakarta, Jumat (15/1).
Sebagaimana diketahui, foto salah satu pelaku itu telah tersebar di dunia maya. Dimana, pelaku tertangkap kamera menggunakan kaos hitam, celana jeans dan bersepatu biru. Selain menggendong tas, pelaku nampak mengacungkan senjata api.
Bahkan, Badrodin menerangkan, pelaku Afif yang tewas dalam baku tembak itu juga pernah mengikuti pelatihan terorisme di Aceh. Dalam aktivitas itulah, ia akhirnya ditangkap Tim Densus 88.
Saat ini, aparat keamanan sendiri terus melakukan identifikasi terhadap pelaku ledakan tersebut agar dapat dikembangkan dan dilakukan penangkapan terduga teroris lainnya.
"Kita terus bekerja maksimal untuk ini," kata Mantan Kabaharkam ini.
Sebelumnya, media propaganda ISIS, Aamaq, merilis pernyataannya sebagai pihak yang bertanggung jawab atasa serangan teror tersebut.
Pengakuan Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) atas serangan tersebut juga muncul di laman Youtube, yang menyatakan perang dengan negara yang melindungi Salibis.
"Pejuang ISIS menjalankan serangan bersenjata pagi ini menyasar warga asing dan pasukan keamanan yang melindungi mereka di ibu kota Indonesia," tulis Aamaq.
Rilis yang beredar dalam 3 bahasa, Arab, Inggris, dan Indonesia, menyebut dirinya dalam versi Indonesia, sebagai Daulah Islam Indonesia. Dalam rilis ini, ISIS mengakui penyerangan tersebut dilakukan oleh anggotanya dengan menggunakan senjata ringan dan bahan peledak.
Serangan tersebut dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa sel ISIS pimpinan Bahrun Na'im sedang menunjukkan pengaruhnya untuk bisa memimpin ISIS di Asia Tenggara dan Asia Tengah. [RPHS/Gara Panitra]