[caption id="attachment_11425" align="alignleft" width="210"] IST/Wakil Wali Kota Bengkulu menggunakan batik basurek yang merupakan karya seni rakyat Bengkulu[/caption]
BENGKULU, PB - Dinas Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah Kota Bengkulu tengah mencari tanah seluas seperempat hektar untuk membangun Pusat Layanan Umum Daerah (PLUD) Klinik Konsultasi Usaha. Namun tanah ini harus milik Pemerintah Kota.
Baca juga: Dua Gedung Baru Songsong Tiga Tahun RSUD Kota Bengkulu dan Kejar Tipe C, RSUD Kota Butuh Rp 15 Miliar
"Dananya yang disiapkan sebesar Rp 3,8 miliar dari APBN yang dikucurkan tahun ini. Kikta lagi cari tanah tapi yang sertifikatnya milik Pemerintah Kota," kata Dinas Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah Kota Bengkulu, Eddyson, Sabtu (9/1/2016).
Ia menjelaskan, surat permohonan pendirian ini telah disampaikan kepada kepala daerah. Dengan harapan, pembangunan PLUD Klinik Konsultasi Usaha ini tuntas sebelum penambahan Rp 50 miliar lebih Dana Bergulir Satu Miliar Satu Kelurahan (Samisake) kembali dikucurkan.
"Dana ini sifatnya dana bantuan dari pusat. Nota dinasnya sudah kita siapkan. Semua yang ingin membuka bisnis atau ada permasalahan dengan bisnisnya bisa berkonsultasi dengan ahli-ahlinya yang nanti kita siapkan di klinik ini," bebernya.
Selain itu, sambung Eddyson, pihaknya juga akan mengendalikan peredaran uang Dana Bergulir Samisake ke Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pasalnya, bank ini bersedia untuk memberikan modal usaha kepada warga kota dengan cicilan yang ringan tanpa agunan.
"Mereka juga sudah sangat berpengalaman untuk menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jangka waktunya bisa lima tahun. Sampai Rp 25 juta ke atas tidak apa-apa tidak pakai agunan. Mereka juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena punya lembaga penjamin," ujar Eddyson.
Klinik Konsultasi Usaha akan mendampingi warga kota yang ingin membuka usaha hingga ia mampu mengelola usahanya berkembang dan maju. Bantuan itu bukan hanya berbentuk teoritis, namun juga dalam segi praktis seperti manajemen keuangan, pengemasan produk, hingga pemasaran.
“Misalnya ada yang mau buka sablon. Nanti yang mendampingi adalah orang yang memang sukses dalam dunia penyablonan. Bisa jadi dari Dagadu Jogya. Ia akan membantu warga kita mengemas ciri khas Bengkulu dalam setiap produk yang akan disablon. Dampingan ini akan berakhir ketika warga kita sudah mandiri,” demikian Eddyson. [RN]