[caption id="attachment_11253" align="alignleft" width="300"] IST - Helmi Hasan saat melakukan fogging di sejumlah kelurahan[/caption]
BENGKULU, PB - Pemerintah Kota Bengkulu mengalokasikan anggaran Rp 500 juta guna mengantisipasi dan menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Anggaran ini akan digunakan bilamana ada warga yang terserang nyamuk aedes aegypti dan pencegahan agar serangan yang sama tidak terjadi kembali.
Baca: Waspada Malaria dan Demam Berdarah dan DBD Bengkulu Makin Tinggi serta Helmi Hasan Fogging dan Sarapan Bersama Rakyat
"Camat-camat akan kita libatkan dalam penanganan kasus demam berdarah ini. Sasaran yang kita prioritaskan adalah daerah-daerah yang memang rawan DBD. Kalau ada kejadian, silahkan warga langsung melaporkannya kepada RT, RW, Lurah, atau Camat. Tapi sebelum melapor, pastikan benar bahwa yang diderita warga itu DBD, bukan yang lain," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Herwan Antony, Rabu (6/1/2016).
Ia menjelaskan, Dinkes Kota telah mendorong agar seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang mereka miliki berperan lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat supaya dapat terhindar dari DBD.
"Karena kita tidak bisa hanya mengandalkan fogging. Fogging hanya berlaku untuk kawasan yang sudah positif DBD. Yang utama adalah masyarakat dapat memahani apa itu DBD sehingga mereka dapat mencegah sejak dini. Kita berharap tahun ini tidak ada warga kita yang meninggal dunia karena ketidaktahuan mereka atas penyakit DBD ini,"
ujarnya.
Pada tahun 2015 silam, lanjutnya, terdapat penambahan jumlah warga yang terkena DBD sebanyak 369 kasus dari 304 kasus yang ditemukan pada tahun 2014. Dua diantaranya meninggal dunia dimana salah satunya adalah anak-anak.
"Makanya sasaran utama kita tahun ini adalah pemberantasan sarang nyamuk. Galakkan bersih-bersih rumah, bersihkan seluruh sampah-sampah, keringkan seluruh genangan air. Kalau ini semua dilakukan, DBD tidak dapat berkembang biak," tutupnya. [RR]