BENGKULU, PB- Memasuki tahun 2016, ASEAN resmi menjadi sebuah masyarakat, berbagai aspek integrasi yang telah dilakukan ASEAN merupakan peluang bagi 622 juta penduduk dikawasan Asia untuk bersaing dengan sehat dan kompetitif.
Baca juga: MEA dan Masa Depan Desa
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing.
Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Bambang Himawan mengatakan meski per tanggal 1 Januari 2016 harus menghadapi MEA masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.
"Hari jumat, 1 januari 2016 kita sudah resmi menjadi bagian dari masyarakat ASEAN, tidak perlu khawatir berlebihan toh ini bisa jadi momentum kita untuk lebih kompetitif dalam pasar yang semakin global. Meski begitu kita juga waspada dari gempuran barang-barang dari luar, jaga lidah kita untuk lebih suka mengkonsumsi produk lokal," kata Dia.
Tambahnya, Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.
"Jadi jangan heran nanti kalau ada Dokter atau tukang jamu dari Singapura atau Thailand. sebab sekat-sekat pembatasan terutama dalam sektor tenaga profesional akan dihapuskan " pungkasnya. [MS]