[caption id="attachment_11444" align="alignleft" width="300"] IST/Suasana Pantai Panjang[/caption]
BENGKULU, PB - Wisatawan lokal yang berkunjung ke Kota Bengkulu masih belum surut. Minggu (10/1/2016), sejumlah wisatawan asal provinsi-provinsi tetangga masih mengunjungi sejumlah objek wisata di tanah kelahiran Fatmawati Sukarno ini. Pantai Panjang merupakan tujuan utama.
Sabri, salah satu wisatawan asal Kota Pagar Alam Sumatera Selatan menilai kritis objek wisata Pantai Panjang. Meski mengakui panorama alam Pantai Panjang eksotis, namun menurutnya, sarana bermain yang ada di pantai ini masih kurang.
"Ada beberapa titik yang sebenarnya bagus untuk didirikan sebagai objek bermain. Tapi dititik-titik itu justru banyak awning-awning yang tidak tahu manfaatnya untuk apa. Mungkin kalau pantai ini lebih rapi pantai ini enak untuk sering-sering dikunjungi," kata guru salah satu SMU Negeri ini.
Sementara Ibrahim, warga kelurahan Pasar Baru Kota Bengkulu, menilai, wacana penarikan retribusi bagi warga yang ingin mengunjungi Pantai Panjang sebagaimana yang ia baca di media massa merupakan gagasan yang buruk.
"Pantai itu milik warga Bengkulu juga, masak untuk melihatnya harus membayar. Tapi kalau pemerintah membangun taman-taman bermain dan hanya menarik retribusi di taman-taman itu, itu baru hak pemerintah," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Diparekraf) Kota Bengkulu, Tony Elfian, mengungkapkan, pihaknya telah mengimbau kepada para pedagang untuk tidak mendirikan awning secara liar.
"Dalam waktu dekat semua pedagang akan kita data kembali. Kita akan datangi satu per satu agar awning yang tidak begitu jelas manfaatnya dapat ditertibkan sendiri oleh pedagang sekitar atau nanti kita bongkar sambil kita siapkan tempat pengganti buat pedagang yang masih ingin berjualan," sampainya.
Wacana untuk mendirikan taman bermain, sambung Tony, telah direncanakan untuk dibangun. Namun pemerintah masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan regulasi sebagai landasan pengalokasian anggaran untuk mewujudkan taman-taman bermain tersebut.
"Kalau mengenai tarif masuk itu aturannya masih dalam pembahasan. Belum final. Tarif yang masuk ke kas kita baru dari sewa lahan bagi pedagang. Itu pun tidak ditarget. Karena kita tidak ingin pedagang berlomba-lomba membangun auning tanpa jelas memanfaatnya," demikian Tony. [RN]