BENGKULU, PB - Tingginya angka money outflow atau uang keluar di Provinsi Bengkulu mengundang perhatian Pejabat Gubernur Bengkulu Suhajar Diantoro. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini, menurutnya adalah dengan membesarkan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
"Saya ini orang yang tidak percaya dengan bank, terutama bank nasional. Karena kita tidak tahu kemana uang yang kita tabung itu disimpan oleh bank tersebut. Itulah kenapa capital outflow atau masalah ekonomi makro kita itu tinggi," jelasnya, dalam acara silaturahmi kepada media, di Bengkulu, Selasa (5/1/2016).
Agar capital outflow ini bisa ditekan, lanjutnya, masyarakat harusnya menabung di BPD, dalam hal ini Bank Bengkulu. Sehingga, uang yang ditabung itu tidak lari kemana-mana melainkan tetap berada di Bengkulu.
"Namun Bank Bengkulu juga tidak hanya mendorong orang untuk menabung, tapi juga bagaimana uang tersebut bisa terserap ke masyarakat," jelasnya.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh BPD adalah dengan mendukung sebanyak-banyaknya enterprenuer di Bengkulu. Dana yang disimpan masyakat tersebut harus digulirkan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang kecil.
"Bank Bengkulu harus berani salurkan kredit ke UMKM yang ada di Bengkulu dengan bunga yang kecil. Sehingga enterprenuership ini bisa terbangun," pungkas mantan Rektor IPDN itu. [IC]