[caption id="attachment_11385" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi Ekonomi Rakyat[/caption]
JAKARTA, PB - Bank Indonesia (BI) merilis hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV 2015 mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 3,02%, lebih rendah dibandingkan 5,06% pada triwulan III 2015.
"Perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan oleh kontraksi yang lebih dalam pada sektor pertambangan dan penggalian dengan SBT sebesar -1,18%," demikian disampaikan Departemen Statistik, Divisi Statistik Sektor Riil, dikutip dari laman bank sentral, Jumat (8/1/2016).
Sejalan dengan hal tersebut, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV 2015 berada pada level 75,23%. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan 75,36% pada triwulan sebelumnya.
Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2015 masih berada dalam tekanan kontraksi. Namun kondisi itu membaik dibandingkan periode sebelumnya (SBT -0,84%) sebagaimana diindikasikan oleh SBT sebesar -0,34%.
"Hal ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) triwulan IV 2015 yang sebesar 48,23%, lebih baik dibandingkan 46,46% pada triwulan III 2015," imbuhnya.
Kontraksi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh kontraksi pada indeks volume pesanan dan indeks tenaga kerja yang tercatat masing-masing sebesar 45,11% dan 47,44%. Meskipun kinerja industri pengolahan berada dalam tekanan kontraksi, dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan pada triwulan IV 2015 lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Secara triwulanan, kegiatan usaha pada triwulan I 2016 diperkirakan mengalami ekspansi. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada triwulan I 2016 sebesar 8,59%. Ekspansi kegiatan usaha terutama diperkirakan terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 2,96%) dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan (SBT 2,03%). [IC]