BENGKULU, PB - Kebutuhan darah di Provinsi Bengkulu terbilang cukup tinggi. Bahkan tak kurang dari 500 kantong darah dibutuhkan untuk daerah ini. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darahnya terbilang rendah.
Baca juga: NESIA Bengkulu Akan Sumbang Ambulance ke PMI
"Karena itu kita mengadakan bakti sosial (baksos) yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mendonorkan 1000 kantong darah," ujar Humas DPP Komunitas Nasional Ekonomi Sosial Indonesia (NESIA), Tarigan, di Halaman BIM, Rabu (6/1/2016).
Dia mengatakan baksos tersebut diadakan dalam rangka ulang tahun perusahaan yang didirikan oleh Fi'il Muttaqien itu yang pertama. Bahkan, acara baksos serentak diadakan di seluruh Indonesia.
"Tidak hanya sekali ini kami mengadakan baksos, di musibah tanah longsor kemarin kami juga menjadi komunitas pertama yang memberikan bantuan," jelasnya.
Hal ini lantaran komunitas yang mayoritas diikuti oleh pemuda tersebut emang dididik untuk menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap sesama. Komunitas itu ingin mengembangkan ekonomi yang berprinsip gotong royong.
"Komunitas ini terdiri dari 90% pemuda Indonesia yang punya potensi. Kami targetkan ada 5 juta orang di tahun ini yang bergabung untuk sama-sama bergotong royong," ungkapnya.
Adapun dana dari kegiatan-kegiatan sosial tersebut diambil dari seluruh anggota komunitas yang memang terbilang kreatif. Misalnya, ada anggota yang bergerak di bisnis penjualan online, Ring Back Tone (RBT), tiket, dan lain-lain.
"Keuntungan mereka ini dikembalikan untuk kemudian didonasikan kepada mereka yang membutuhkan," jelasnya.
Dia berharap dengan makin giatnya para pemuda Indonesia berkarya, maka ketergantungan terhadap bisnis asing bisa ditekan. Bahkan, ia mengatakan PT Promonesia tengah merancang beragam aplikasi sendiri.
"Misal nanti kita akan punya BBM sendiri, punya Facebook sendiri, peluangnya sangat besar," kata Tarigan.
Selain menggalang donor darah, dalam kegiatan baksos tersbut Nesia juga menghibahkan 1 unit ambulans untuk PMI Provinsi Bengkulu. [IC]