BENGKULU, PB - Kemunculan gerakan radikal yang cenderung mengarah kepada aksi-aksi terorisme mendapat reaksi dari berbagai kalangan pemuka Agama, Pasalnya, gerakan seperti Gafatar, ISIS, dan gerakan radikal lainnya selalu mengatasnamakan Islam.
Tema tersebut mengemuka dalam Khutbah Jumat (19/2/2016) siang tadi. Dani Hamdani selaku Khatib Jumaat mengajak seluruh jemaah jumaat untuk tidak ragu dan mengambil sikap dalam menghadapi ajaran-ajaran sesat tersebut.
Langkah pertama, lanjutnya, jangan langsung menolak pahamnya, namun jangan juga langsung menerima tanpa proses penimbangan akal sehat.
"Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban, QS. Al Israa: 36," ungkap Ustad Dani di Masjid Baitul Atieq.
Merasakan dan minta nasehat atau fatwa melalui hati menjadi langkah kedua. Jika itu kebaikan akan menenangkan hati maka itu adalah hal yang baik, namun jika hati tidak akan tenang dan selalu mencemaskannya maka hindari perbuatan dan paham tersebut.
Yang ketiga, bertanya kepada para Ahli atau cendikiawan yg lebih tahu. Dari segi kapasitas dan prilakunya mereka lebih cenderung kepada kebenaran. Karena rata-rata kita hanyalah muslim keturunan. Termaktub dalam Firman Allah, QS. An Nahl 43.
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." Terang pemimpin yayasan Al-Fida Bengkulu itu.
Keempat, senantiasa bergaul kepada masyarakat dan jangan suka menyendiri. Ketika seseorang tidak pernah bersilaturrahmi, tidak saling sapa dengan tetangga dekat, maka tidak mudah terjebak kepada bujuk rayu dan ajakan kepada keburukan.
"Terakhir, senantiasa berdo'a kepada Allah SWT. Mudah-mudahan Allah selalu membimbing kita kepada kebaikan," tutupnya. [Zefpron Saputra]