BENGKULU, PB - Udara pagi masih terasa sejuk saat melewati deretan vegetasi pepohonan pantai di sepanjang jalan masuk menuju area lokalisasi Pulau Baai, Kampung Melayu, Kota Bengkuku. Jika beruntung kita akan menjumpai monyet liar yang duduk bertengger di sebuah pondok kecil di pinggir jalan. Monyet-monyet itu akan menghiburmu sepanjang melintasi jalan masuk.
Baca juga: ‘Pekerja’ Seks Pindah Lokasi dan Menengok Perkembangan Masjid ‘Helmi Hasan’ di Ekslokalisasi Pulau Baai
Ketua RT 08 Oki Mustafa saat dijumpai di rumahnya yang masuk ke dalam kompleks eks lokalisasi Pulau Baai, hanya bisa pasarah dengan label negatif pada lingkungannya. Dirinya menjadi penyambut tamu yang datang hilir mudik ke kampung itu.
Bagi Mustafa, label area lokalisasi menjadi salah satu faktor terhambatnya pembangunan infrastruktur di tempat itu.
"Jalan disini dibangun dengan gotong royong, tak ada bantuan pemerintah. Akses jalan masuk hanya ada satu, itupun kondisinya sangat parah," keluh Mustafa kepada Pedoman Bengkulu, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan orang-orang yang datang banyak tidak mengetahui jika ditempat itu ada objek wisata pantai dengan pasir putih. Kondisinya lebih asri dibandingkan tempat wisata pantai lainnya yang dipenuhi gundukan sampah. Sayangnya, kondisi jalan yang rusak dan berbecek saat hujan tiba mengurangi selera wisatawan.
"Lokalisasi sudah di tutup secara resmi, namun pemerintah belum memperhatikan akses jalan menuju komplek kami. Walaupun masih tetap ada warga yang berprofesi sebagai pekerja seks," ungkapnya.
Akses jalan tidak terbangun karena alasan politis, Pemerintah khawatir pembangunan jalan untuk memuluskan lokalisasi. "Jembatan dan jalan yang di tinggikan itu adalah swadaya masyarakat yang tinggal disini. Jalan akses masuk jika sedang pasang akan tenggelam," kenangnya.
Pantai disini indah, masih asri dan masih bersih, sambungnya, harus ada pengembangan untuk lokasi pantai sebagai lokasi Obyek Wisata baru. "Wacana Agusrin untuk membangun jalan dahulu sebenarnya sangat bagus tapi terhenti. Pemerintah perlu mengembangkan wisata, bukan lokalisasinya," tutupnya. [Zefpron Saputra]