BENGKULU SELATAN, PB - Dari catatan sejarah perjalan bangsa, pemuda selalu memegang peranan strategis. Hingga lumrah jika pepatah bijak mengatakan bahwa masa depan suatu bangsa, agama ataupun sebuah keluarga ditentukan oleh pemuda.
Baca juga: Tukang Ojek Diimbau Bentuk Organisasi
Namun tingkah laku pemuda-pemuda ini tidak layak untuk dicontoh. Te (20) seorang eks pelajar warga salah satu desa di Kecamatan Manna ditangkap polisi pada saat selesai membeli tuak di sebuah warung tuak terselubung mili Ag (47) di Gunung Mesir. Te ditangkap saat operasi penertiban yang dilakukan oleh jajaran Polres Bengkulu Selatan pada Jumat (12/2/2016) dini hari sekira pukul 01.00 WIB. Dari tangan Te berhasil diamankan dua liter tuak
"Sebenarnya Te itu berdua sama rekannya pakai motor, tapi rekannya langsung kabur mengendarai motor. Termasuk juga penjual tuak juga kabur," terang Kabag Ops polres Bengkulu Selatan AKP Nur Zaen Toha.
Berdasarkan pengakuan Te, lanjut Kapolres, tuak tersebut dibelinya dengan harga Rp 10 ribu perliter. Ironisnya, uang yang dipakai Te untuk membeli tuak tersebut merupakan hasil dari upahan panen kelapa.
"Sudah susah payah cari uang, malah digunakan untuk membeli tuak. Coba gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat," harap Nur Zaeni.
Pada operasi dini hari yang langsung dipimpin kabag Ops itu, Polisi juga mengamankan sepasang pemuda berlawanan jenis yang sedang mojok (Nyanting) di lokasi kolam renang pantai Pasar Bawah. Laki-lakinya berinisial Be (20) warga gang Seroja Manna sedangkan perempuannya Li (18) warga Sudut Lupis Manna. Lagi-lagi, pada saat itu dua pemuda lainnya berhasil kabur.
"Di kolam itu ada empat orang. Tiga orang cowok, anehnya kok ceweknya cuma ada satu. Tapi cowok yang dua lagi itu berhasil melarikan diri," tandasnya.
Dalam perjalanan pulang ke kantor Polres Bengkulu Selatan, polisi juga mengamankan dua orang pemuda yang diduga habis mabuk dan mengendarai motor ugal-ugalan di jalan raya. Bahkan, ulah keduanya itu sempat mengganggu laju perjalanan mobil anggota Polres. Kedua pelaku adalah De dan Da keduanya warga Desa Air Umban Kecamatan Pino.
Menurut Nur Zaeni Toha, setelah dilakukan pembinaan, diberi nasihat dan dipanggil orang tuanya. Kelima orang pemuda tersebut diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
"Kita bina, kita buka wawasannya supaya mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu keliru. Mabuk tuak, pakai motor ugal-ugalan, mojok sampai dini hari di pantai adalah perbuatan yang menyalahi norma,"tutup Nur Zaeni. (Apdian Utama)