BENGKULU, PB - Rencana pagelaran fastival seni dan budaya Bengkulu tempo doeloe terus dimatangkan. Sejumlah perwakilan suku-suku dan etnis yang ada di Kota Bengkulu menggelar pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Bengkulu, Marjon, di aula Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Bengkulu, Kamis (4/2/2016).
Baca juga: Festival Bengkulu Tempo Doeloe Digelar Akhir Februari
Dari hasil pertemuan ini, rencana pagelaran fastival seni dan budaya Bengkulu tempo doeloe yang semula ditetapkan pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016, diundur. Bersama para tokoh suku dan etnis yang ada di Kota Bengkulu disepakati pagelaran ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2016.
"Bengkuluku dulu, Bengkuluku satu. Itu tujuan utama kita mengadakan kegiatan ini. Semua paham bahwa di Bengkulu ini ada begitu banyak etnis dan suku budaya. Kita ingin kegiatan ini menyatukan kita semua dalam satu harmoni, demi kemajuan pembangunan di Kota Bengkulu," kata Marjon usai menggelar rapat kepada Pedoman Bengkulu.
Sesda membenarkan bahwa kegiatan ini akan dijadiakan sebagai festival tahunan di samping tabot dan Hari Batik Besurek. Ia berharap seluruh komponen masyarakat untuk ikut serta mensukseskan kegiatan festival Bengkulu tempo doeloe yang digelar perdana tahun ini.
"Kita berkeinginan untuk melaksanakan kegiatan ini sebaik-baiknya. Tapi kalau pun ada kekurangan, ini perdana, ke depannya pasti akan kita sempurnakan lagi. Yang penting kita menyatu dulu. Semua perbedaan-perbedaan pandangan kita satukan disini dalam musyawarah bersama yang salah satu momentumnya kita ciptakan dalam kegiatan ini," sampainya.
Marjon menyatakan, Pemerintah Kota memberikan apresiasi atas kesediaan berbagai suku dan etnis seperti Tiongha, Palembang, Bali, Melayu, Jawa, Madura, Batak dan lain-lain yang telah berkomitmen untuk ikut serta dalam kegiatan ini.
"Juga ikut serta dalam pertemuan kita tadi diantaranya komunitas sepeda ontel. Kita ingin menciptakan suasana meriah. Beberapa titik jalan akan kita tutup untuk sementara waktu selama pagelaran ini dilaksanakan," demikian Marjon.
Saat ini, antusiasme sejumlah komunitas untuk ikut berpartisipasi dalam festival ini terus tumbuh. Misalnya Pemuda Jang Pat Petulai (PJPP). Komunitas pemuda Rejang ini berniat untuk membuat aksara Kaganga raksasa. [RN]