BENGKULU, PB - Tahun ini Benteng Marlborough direncanakan akan dipugar kembali. Pemugaran cagar budaya peninggalan kolonial Inggris tersebut dilakukan setahun sekali.
Baca juga: Bengkulu Tempo Doloe Dijadikan Festival Tahunan
Benteng yang dibangun East India Company (EIC) tahun 1713-1719 tersebut mendesak untuk diperbaiki. Pasalnya, Jembatan utama menuju gerbang benteng tersebut sudah berlubang dan rusak, serta tembok bangunan yang telah kusam dan berlumut.
"Selain Fort Marlborough ini menjadi daya tarik bagi wisatawan, kita juga mengutamakan keselamatan para wisatawan," kata Almidi Anto, staf pengelola Benteng Marlborough, baru-baru ini.
Pihak pengelola Benteng saat ini mengupayakan kerja sama dengan Pangkalan Angkatan Laut (LANAL) Bengkulu dan Komunitas Bengkulu Harritage Society (BHS) untuk pemugaran tersebut.
Kesulitan dalam pemugaran ini adalah minimnya ketersediaan kayu berkualitas sebagai bahan baku jembatan. Kayu berkualitas baik hanya ada di hutan lindung.
"Kita sedang minta bantuan dengan Lanal mencari kayu yang bagus untuk jembatan. Dan kayunya ada di hutan lindung sehingga sulit untuk mendapatkannya. Masyarakat pun harus memahami ini karena hal ini dilakukan semata buat kepentingan cagar budaya dan orang banyak," terang Yanto.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bahwa perawatan Benteng Marlborough bukan hanya tugas Pemerintah saja melainkan tugas bersama masyarakat.
"Menjaga benteng itu menjadi tugas bersama. Jadi masyarakat harus meningkatkan peran serta untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan benteng sebagai cagar budaya. Hal ini jelas tertuang dalam UU No 1 Tahun 2010," jelasnya.
Benteng Marlborough yang pernah menjadi markas TNI-AD tersebut menjadi salah satu tujuan destinasi wisatawan domestik dan internasional yang ada di Kota Bengkulu. Benteng yang memiliki sejarah panjang dalam empat priode kekuasaan Inggris, Belanda, Jepang, dan Markas Polri tersebut dicanangkan sebagai benteng percontohan di tahun 2017 nanti. [Valentina Endelwiz]