JAKARTA, PB - Inflasi IHK pada bulan Januari 2016 tercatat sebesar 0,51% (mtm). Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, angka ini mengalami sedikit perlambatan. Bahkan angka itu lebih rendah dari prediksi Bank Indonesia (BI).
Baca juga: 75 Kota Alami Inflasi
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan melambatnya inflasi tersebut terutama disumbang oleh deflasi komponen harga barang yang diatur Pemerintah (administered prices). Selain itu, inflasi inti juga tercatat relatif rendah.
"Dengan demikian, inflasi IHK secara tahunan mencapai 4,14% (yoy) dan berada dalam kisaran sasaran inflasi BI, yaitu sebesar 4%±1% (yoy)," kata Tirta, dalam rilisnya, dikutip Rabu (3/2/2016).
Pada Januari 2016, lanjutnya, inflasi pada kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food) mencapai 2,40% (mtm) atau 6,77% (yoy). Hal tersebut bersumber dari kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras dan bawang merah.
Menurutnya, angka inflasi volatile food bulanan ini relatif sama dengan pola historis pada tiga tahun terakhir dan cukup rendah di tengah terjadinya gejala El Nino. Hal ini terutama terkait dengan relatif terkendalinya inflasi beras.
"Kelompok administered prices pada bulan Januari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,55% (mtm) atau secara tahunan tercatat sebesar 3,48% (yoy)," ungkapnya.
Deflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan harga BBM, tarif angkutan udara dan harga LPG 12 kg. Sementara itu, inflasi inti masih tergolong rendah, baik secara bulanan, yaitu 0,29% (mtm), maupun tahunan, yaitu 3,62% (yoy). Rendahnya inflasi inti tersebut didorong oleh terjaganya ekspektasi inflasi dan masih lemahnya permintaan domestik.
"Ke depan, inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1%. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi perlu terus diperkuat, terutama terkait dengan kemungkinan penyesuaian administered prices dan mewaspadai tekanan inflasi volatile food," jelas Tirta. [GP]