BENGKULU, PB - Kasus demam berdarah di Kota Bengkulu terus meningkat. Setelah ditemukan adanya 82 kasus sepanjang Januari 2016, tanggal 4 Februari 2016 kembali terjadi peningkatan sebesar 100 kasus.
Baca juga: 18 Pasien DBD Dalam Sehari dan Darurat DBD, Dewan Kunjungi RSUD Kota
"Terjadi kenaikan signifikan pada awal Februari 2016 ini. Karena memang dalam siklus empat tahunan, Januari dan Februari adalah masa-masa puncak. Mudah-mudahan pada bulan Maret dan April nanti menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Herwan Antoni, Kamis (4/2/2016).
Bilamana penyebaran demam berdarah tadinya terbanyak di Kecamatan Gading Cempaka, Ratu Agung dan Selebar, lanjut Herwan, namun kini telah meluas ke Kecamatan Muara Bangkahulu, Teluk Segara dan Kampung Melayu. Karenanya ia mengimbau kepada warga masyarakat untuk ikut serta mensukseskan gerakan Jum'at bersih dan mengaktifkan kader-kader pemantau jentik nyamuk.
Diknas sendiri akan menjadi motor penggerak bilamana ada kasus. Utamakan 3M Plus. Bersihkan dan kuburkan sampah-sampah yang mengundang berkembang biaknya jentik nyamuk, serta hindari sumber-sumber tergenangnya air," imbaunya.
Ia memastikan, seluruh kader-kader kesehatan dari Diknas terus memantau perkembangan situasi demam berdarah di setiap teritori yang ada di Kota Bengkulu. Pasalnya, perkembangan dan penyebaran jentik nyamuk di Kota Bengkulu ditemukan cukup tinggi.
"Status Kejadian Luar Biasa (KLB) sudah berlaku untuk Kota Bengkulu. Karena demam berdarah ini di kita sudah merenggut tiga nyawa. Kita memperkirakan keadaan yang sama akan terjadi pada sekira bulan September, Oktober, November dan Desember," paparnya.
Dengan adanya penetapan status KLB ini, Herwan menekankan, tidak hanya pemerintahan saja, namun semua pihak diminta untuk ikut serta berperan aktif dalam mencegah, menindak dan memberantas demam berdarah.
"Karena sudah ditetapkan KLB, maka penanganannya harus komprehensif dan terintegrasi. Semua unsur dalam pemerintahan, termasuk camat, lurah, RT dan RW serta swasta dan warga masyarakat biasa harus kita tergerak menangani masalah demam berdarah ini," demikian Herwan. [RN]