BENGKULU, PB - Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan curah hujan tinggi akan terus terjadi terjadi pada bulan Februari hingga Mei mendatang.
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrim dan Angin Kencang di Pesisir Barat Bengkulu
"Baru pada bulan Mei dan Juni intensitas curah hujan mulai berkurang hingga memasuki peralihan musim kemarau," kata Prakirawan Stasiun BMKG Kelas III Fatmawati Soekarno Bengkulu, Febri, Rabu (10/2/2016).
Dijelaskan Febri, pada tanggal 1 hingga 12 Februari 2016, gelombang air laut akan mengalami kenaikan diantara 1 sampai 2,5 meter. Kemudian pada tanggal 13 sampai seterusnya akan cenderung menurun dan normal kembali. Untuk di wilayah Provinsi Bengkulu, gelombang air laut normal bisa mencapai 1 sampai 2,5 meter. Kondisi dinilai masih aman buat aktivitas nelayan.
Perkembangan cuaca ini dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan gelombang Osilasi Madden Julian merupakan siklus tahunan dan terletak di atmosfer bagian menengah hingga atas. Gelombang Osilasi Madden Julian mempengaruhi sirkulasi pertumbuhan awan di Pantai Barat Bengkulu.
Ditambahkan Febri, kecepatan angin terpantau maksimum 18 knot atau sekitar 32 kilomter perjam. Kecepatan angin termasuk kategori normal. Dengan adanya gelombang air laut yang semakin tinggi, dia menghimbau bagi nelayan untuk berhati-hati dan selalu waspada dalam menjalankan aktivitas.
Febri Anjasman mengimbau kepada masyarakat yang berada di pesisir barat pantai terutama berada daerah rawan banjir lebih waspada, karena ada peningkatan pertumbuhan awan hujan yang mengakibatkan meningkatnya gelombang air laut dan berpotensi angin kencang.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini waspada peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai dengan angin kencang yang akan melanda di wilayah pesisir pantai barat Bengkulu.
"Cuaca sampai tiga hari kedepan di hampir seluruh wilayah Bengkulu hujan intensitas ringan sampai sedang disertai angin kencang. Terutama akan terjadi pesisir pantai barat Bengkulu," tutupnya. [Theo Jati Kesumo]