[caption id="attachment_14331" align="alignleft" width="300"] IST/para siswa yang menghadapi ujian online[/caption]
BENGKULU SELATAN, PB - Mengahadapi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau UN Online, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh sekolah. Diantaranya mengalokasikan komputer cadangan dan server cadangan menhadapi terjadinya kendala teknis. Tidak kala pentingnya juga, sekolah juga harus mempersiapkan genset untuk mengantisipasi terjadinya listrik mati pada saat pelaksanaan Ujian Nasional berlangsung. Apalagi di Bengkulu Selatan intensitas terjadinya pemadaman listrik sering terjadi.
Baca juga: UN Online, SMAN 2 BS Kurang Komputer dan Bengkulu Siap Gelar Ujian Nasional Berbasis Komputer
Untuk itu, sebagai satu-satunya sekolah yang melakukan UN online di Bengkulu Selatan untuk tingkat SMP, SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan tengah mengantisipasi hal-hal tersebut. Diantaranya melakukan perbaikan genset yang selama ini mengalami kerusakan.
"Genset itu wajib hukumnya, untuk mengantisipasi kalau listrik mati waktu ujian nanti, makanya kami persiapkan genset dari kini. Tapi gensetnya masih diperbaiki, kemarin itu rusak. Mungkin karena jarang dipakai," ungkap Teknisi UNBK SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan Zakky Muhammad.
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan jumlah listrik yang dipakai jika listrik mati, minimal genset yangg disiapkan berkapasitas 20 ribu watt. "Saya pikir kalau 20 ribu watt cukup. Apalagi kita juga punya genset dua, yang satunya cuma kapasitas 5 ribu watt. Satu lagi kapasitas 20 ribu watt, itu yang saya bilang masih diperbaiki tadi," terang Zakky.
Dia mengimbau kepada siswa peserta UNBK agar tidak cemas jika pada saat ujian listrik mati. Karena data pekerjaan dan jawaban soal seluruh siswa akan tersimpan di komputer server.
"Memang kalau untuk komputer khususnya PC kita tidak menyiapkan UPS, tapi untuk server ada UPSnya. Sehingga kalau lampu mati tidak masalah, data kerja siswa akan tetap tersimpan," tukas Zakky.
Bukan hanya lampu mati, spanning listrik yang naik turun atau byarpet juga bisa menimbulkan masalah bagi pelaksanaan ujian. Karena biasanya kalau spaning turun secara mendadak dan seketika langsung normal, sering mengakibatkan komputer melakukan restart sendiri. Namun hal tersebuut tidak akan berpengaruh bagi yang ujian dengan menggunakan laptop.
"SMP N 1 kebanyakan masih menggunakan PC, cuma ada berapa buah laptop. Kalau seluruhnya menggunakan laptop sebenarnya tidak terlalu masalah dengan listrik mati ataupun spaning naik turun. Tapi bagi sekolah yang kebanyakan menggunakan PC akan terasa. Menggunakan gensetpun terkadang spaningny juga tidak normai," tandasnya.
Dia berharap kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan koordinasi dengan PLN cabang Manna supaya tidak melakukan pemadaman listrik pada saat pelaksanaan Ujian Nasional yang akan digelar pada April mendatang. "Kita sama-sama berdoa saja, semoga listrik tidak mati dan tidak ada kendala dengan cuaca," harap Zakky. (Apdian Utama)