BENGKULU, PB - Program besar Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Patriana Sosialinda adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Rakyat. Salah satu butir dari program tersebut adalah melaksanakan pelayanan pendidikan serta kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
Baca juga : RSUD Kota, Beri Layanan Terbaik
Guna memanifestasikan program layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas itu, Pemerintah Kota mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu yang telah beroperasi selama dua tahun terakhir. Semula, banyak investor yang menyatakan tergiur untuk menginvestasikan modalnya guna pendirian rumah sakit tersebut.
Baca juga : Bangsal Kelas III Ber-AC RSUD Kota Diresmikan
"Kita lihat RSUD Kota Bengkulu. Ini kan punya Pemerintah Kota. Ada tidak investor yang mau masuk? Ada. Bahkan banyak. Misalnya yang dari Tiongkok. Ada juga teman kita dari Jakarta. Apakah ini disetujui? Tidak. Padahal mereka sudah lihatkan gambar. Ada hotelnya. Ada mall disitu. Tapi kami tolak," kata Wali Kota Helmi Hasan kepada jurnalis di Balai Kota Bengkulu, Minggu (21/2/2016).
Helmi menilai, kualitas rumah sakit yang akan dibangun investor dengan modal besar memang tinggi. Namun ia khawatir, modal besar itu harus investor kembalikan dengan cara menetapkan tarif jasa layanan kesehatan yang mahal sehingga tak mampu dijangkau oleh rakyat biasa.
"Memang fasilitas yang akan disediakannya bagus-bagus. Tapi bagaimana rakyat kita? Kalau misalnya ada rakyat miskin kita yang sakit dia mau berobat tapi tidak boleh karena tidak punya uang, lalu dia mengadu kepada pemerintah tapi pemerintah tidak bisa mengintervensi terus bagaimana?" tanya Helmi.
Baca juga : Dua Gedung Baru Songsong Tiga Tahun RSUD Kota Bengkulu
"Biar lah kita tidak punya rumah sakit semewah itu. Tapi kalau kita yang punya, kita bisa intervensi. Ini untuk rakyat. Kalau rakyat tidak mampu, kita bantu. Toh, dokternya kita yang gaji. Begitu," sambungnya.
Helmi menilai, kebijakan investasi yang akan dia tempuh akan lebih diprioritaskan kepada kemandirian Pemerintah Kota dalam mengelola aset-aset yang dimiliki. Keteladanan ini, ujarnya, telah ditunjukkan sendiri oleh Presiden RI pertama, Soekarno.
"Kalau kata Soekarno, inilah yang namanya Marhaenism. Bagaimana si Marhaen tadi punya sawah kecil, tapi punya dia sendiri. Percuma misalnya kita punya banyak sawah, se Bengkulu ini misalnya, tapi bukan punya kita. Kita cuma jadi buruhnya. Buat apa?" tanyanya lagi.
Baca juga : Dihakimi Aliansi Menggugat Wali Kota, Dirut RSUD Kota Bercucuran Air Mata
Adik kandung Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ini berharap, apa yang telah ia lakukan bersama Wakil Wali Kota Patriana Sosialinda menjadi kebaikan bagi pemimpin yang akan meneruskan kepemimpinan mereka.
"Saya ingin meledakkan potensi kita ini. Sehingga nanti siapapun yang akan mempimpin Kota Bengkulu ini pada tahun 2018, tinggal menjalankannya saja. Jalan sudah mulus, tidak seperti waktu saya baru memimpin. Saya mewarisi jalan buruk, drainase yang mampet, saya mewarisi tidak ada rumah sakit," tutupnya. [RN]