BENGKULU, PB - Pre-Eklamsi Berat atau PEB merupakan salah satu penyebab kematian pada kehamilan. Kasus ini adalah kasus kedua tertinggi saat kehamilan yang dialami oleh para ibu-ibu hamil. Ini juga merupakan kondisi medis dengan gejala hipertensi saat kehamilan.
Baca juga: Menyelamatkan Buah Hati Dari Cacat Anensefali
"Penanganan yang tidak tepat, bisa menyebabkan ibu dan bayi meninggal. Makanya pengecekan dini itu sangat penting untuk mengetahui ibunya punya PEB atau tidak," kata Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr.Violita kepada Pedoman Bengkulu, Kamis (12/2/2016).
Ia juga menjelaskan, PEB sendiri bisa terjadi jika seseorang mengalami kegemukan dengan cepat. Misalnya naik menjadi 18 kg atau lebih, cenderung bisa terjadi PEB. Tapi tidak semua ibu hamil berbadan besar mengalami PEB.
"Gejala awal dari PEB ini adalah bengkak kaki, darah tinggi, dan Edema. Pemeriksaan awal yaitu cek di Labor agar Protein Urine-nya di periksa. Jika Protein urine-nya positif, maka yg di periksa positif kena PEB," terangnya.
Ia melanjutkan, PEB tidak mempunyai penanganan awal. Mendeteksi PEB dengan mengontrol dan melakukan pengecekan sejak dini adalah yang dianjurkan. Karena jika ibu tersebut mempunyai tensi yang tinggi, maka sebaiknya dirujuk.
Prinsipnya PEB itu harus dilahirkan anaknya. Saat anaknya lahir, tensi darah juga akan menurun secara perlahan. Ini dikarenakan saat ibunya hamil, tensi darah tidak akan turun. Ini juga salah satu penyebab bayi yang lahir prematur.
"PEB itu punya resiko bayi kecil dari usia kehamilan, maka dari itu anaknya juga harus dilihat. Jadi himbauan untuk para ibu, kontrollah kehamilan secara teratur, sebulan sekali cukup. Kalau perutnya sudah tinggi, cepat hubungi dokter atau bidan terdekat. Cek juga tensinya untuk mengetahui PEB atau bukan," tutupnya. [Rizky Febrianty]