BENGKULU, PB - Penduduk suatu negeri bila beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT maka akan diberi keberkahan, tetapi bila mereka berdusta dan ingkar kepada-Nya maka negeri mereka tidak akan aman dan diberi azab yang pedih. Inilah yang disampaikan Ustad Saefudin, dalam khutbah Jum'at di Masjid Raya Baitul Izzah, Kelurahan Padang Harapan, Kota Bengkulu, Jum'at (12/2/2016).
Keberkahan hanya dapat diperoleh dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Negeri seperti itu pasti dilimpahkan keberkahan, kesuburan, kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran.
"Sekarang kita perlu menjelaskan yang disebut sebagai orang-orang beriman dan bertaqwa itu seperti apa manusianya yang dapat menjadi indikator keamanan suatu negara," ujarnya.
Makna keamanan katanya, adalah tanda orang yang beriman. Ketika seorang sahabat dimasa Nabi Muhammad SAW bertanya kepadanya tentang ciri-ciri orang beriman, ia menjawab dengan singkat, seorang mukmin adalah seorang yang dapat menjagajiwa dan harta yang lain seperti ia menjaga kehormatannya.
"Kemudian seorang mukmin yang memberi jaminan rasa aman kepada mukmin lainnya, serta kepada ummat lainnya merupakan ciri keimanan seseorang kepada Sang Penciptanya," kata Ustadz Saefudin.
Dunia ini diberikan oleh Allah Swt kepada umat manusia tidak boleh dibiarkan dan dirusak begitu saja. Tetapi diarahkan kepada user (manusia-red) agar dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi umat manusia.
"Subjek dan objeknya adalah manusia. Artinya manager harus mampu mengelola potensi yang ada agar tidak dibiarkan begitu saja, melainkan ditingkatkan supaya membawa manfaat besar bagi umat manusia," katanya.
Seorang mukmin yang beriman dan bertaqwa itu memiliki kompetensi dibidang agama dan sains. Karena keduanya dibutuhkan dan harus seimbang bagi mukmin. "Agama dan sains, adalah hal penting bagi kehidupan manusia. Kedua-duanya tidak boleh dipisahkan," terangnya.
Diakhir khutbahnya, oleh karenanya tidak memberikan toleransi bagi manusia yang suka meneror, menembak polisi, dan membuat kekacauan. Tidak ada ajaran dalam Islam mengajarkan menganggu stabilitas masyarakat.
"Prinsipnya tidak takut pada kemungkaran. Kita berusaha mengarahkan mereka yang sesat ke jalan yang lurus. Sesuai jalan yang diridhoi Allah Swt.
Ia menambahkan, bila negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang kompeten dan berkualitas, maka akan memberikan efek manfaat besar bagi rakyat demi mencapai kelangsungan kesejahteraan dan kemakmuran negara. Ada tiga cara yang bisa kita lakukan yaitu, parsial, simultan dan sistemik, dan ini harus orang pinter," tutupnya. [Theo Jati Kesumo]