BENGKULU, PB - Tak banyak anak muda yang tertarik untuk berkunjung ke museum. Padahal dari meseum-lah kebudayaan suatu daerah bisa dikenali lebih dalam. Hal ini lantaran, meseum menyimpan jejak sejarah dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah Museum Negeri Bengkulu.
Baca juga: Karya HOS Tjokroaminoto dan Ahmad Dahlan Dipamerkan di Meseum Bengkulu
Pamong Budaya Museum Negeri Bengkulu, Devi Trijono mengatakan museum yang berada di Jalan Pembangunan, Padang Harapan, Kota Bengkulu ini memiliki koleksi beragam benda peninggalan, dokumentasi sejarah berupa naskah kuno hingga audio.
"Di meseum ini kita punya 8 jenis kategori. Misalnya kategori etnografi, historikal, arkeologi, pramologika," ujarnya kepada Pedoman Bengkulu.
Dari kedelapan kategori tersebut, lanjutnya, meseum yang dibangun pada 1978 ini menyimpan lebih kurang 6500 jenis koleksi. Semua koleksi tersebut hingga hari ini masih tersimpan secara baik. "Tapi kita sudah lama sekali tidak menambah koleksi kita," imbuhnya.
Sejauh ini, Devi yang juga Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bengkulu ini mengatakan, tingkat kunjungan ke museum yang berada persis di depan Taman Budaya Bengkulu tersebut juga terbilang cukup ramai. Hal ini lantaran pihak pengelola selalu mengadakan event yang membuat para pengunjung tertarik untuk datang. Namun, pengunjung tersebut lebih didominasi oleh anak sekolah tingkat dasar.
"Kalau hari libur itu tujuannya berwisata, kalau hari biasa seperti ini lebih banyak tujuan studi," sambungnya.
Dia menjelaskan tiket untuk masuk ke gedung yang berada di lahan seluas 9974 m2 itu sebenarnya tidak mahal. Dimana, pelajar diwajibkan membayar Rp 1.500 untuk bisa menikmati beragam koleksi yang ada disana. Sementara orang dewasa harus membayar Rp 2.500.
"Tarif tiket ini sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang telah ditetapkan," ujarnya.
Untuk diketahui, hingga 27 Februari 2016 nanti, musum Bengkulu memfasilitasi kegiatan pameran keliling yang diadakan oleh Museum Kebangkitan Nasional. Dari pameran ini setidaknya sebanyak 2000 orang ditargetkan berkunjung selama 5 hari. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kasi Pengkajian Koleksi Museum Kebangkitan Nasional, Isnudi.
"Museum sebenarnya adalah tempat yang tepat untuk pembentukan karakter dan jatidiri bangsanya," ucapnya. [IC]