KAMIS (4/2/2016), merupakan hari yang paling bersejarah bagi dr Anugerah Ade Periambudi. Ia dinyatakan lulus menjadi dokter berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Bengkulu Nomor: 194/UN.30.14/HK/2016 tentang Daftar Lulusan Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Angkatan I Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Tahun Akademik 2015/2016. Bagaimana sukses ini dapat ia raih?
YAYUK INTAN, Kota Bengkulu
Terlahir di Bengkulu Utara pada tahun 1990 silam, Ade merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Meski memiliki sederet prestasi yang membanggakan keluarganya, namun dr Ade berasal dari keluarga yang sederhana dan bersahaja. Bulan Desember 2015 yang lalu, dr Ade ditetapkan sebagai peringkat ketiga pada Ujian Kompetensi Dokter Nasional.
Pada dasarnya dr Ade menempuh studi bukan dengan biayanya sendiri. Selama menempuh studi, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Tak ingin menyia-nyiakan dana pemerintah yang disalurkan kepadanya membuat dr Ade belajar dengan tekun, hingga ia mampu lulus dengan cepat dan meraih IPK 3,42.
"Kami lahir dari keraguan, dari hinaan dan cacian. Tapi semua itu tidak menyurutkan tekad kami, tapi justru memotivasi kami untuk melakukan yang terbaik," kata dr Ade saat diwawancara.
Buah hati dari pasangan Yulia Yusa Gani dan Asak Jerian ini bersyukur memiliki orang tua yang selalu mendukung langkah kaki anaknya dalam menempuh studi. Ia sadar, meski mendapatkan beasiswa, tak sedikit biaya yang telah orangtuanya keluarkan agar anaknya berhasil.
"Semangat dan dukungan orang tua saya lebih dari segalanya bagi saya. Dengan rasa yakin dan sabar, meskipun dulunya saya tidak menginginkan gelar dokter, tapi besar rasa syukur yang saya miliki ketika saya sampai pada posisi yang sekarang," ujarnya.
Menurut dr Ade, tidak mudah ketika harus menghadapi tiga ribu pesaing yang ikut dalam Ujian Kompetensi Dokter Nasional. Tanpa mengenal lelah dan kata menyerah, ia terus belajar, membuka buku-bukunya, hingga ketika ujian tiba, ia bisa menghadapinya dengan tenang dan rasa percaya diri yang besar.
"Kunci sukses untuk menghadapi ujian nasional adalah menghadapinya dengan tenang karena banyak belajar, serta kerja keras. Hambatan pasti selalu ada. Tapi dengan motivasi serta dukungan orang tua, hambatan itu akan sirna dengan sendirinya," tegas dr Ade.
Dengan apa yang ia raih, dr Ade berharap dapat memberikan motivasi kepada rekan-rekannya yang lain untuk terus tekun belajar dan berjuang. Kepada rekan-rekannya, ia berpesan untuk memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan diri sendiri.
Disamping dr Ade, prestasi yang diraih dr Dwi Zahra Putri Joneva pun tak kalah membanggakan. Gadis kelahiran Padang tahun 1991 ini merupakan anak kedua dari Saprizon. Ia berhasil meraih IPK lebih tinggi dari dr Ade dengan nilai sebesar 3,47. Ia pun dinobatkan sebagai lulusan terbaik jalur umum.
"Sejak SMA saya memang meminati bidang kedokteran. Pesan saya bagi teman-teman yang lain, jadilah mahasiswa yang pantang menyerah, giat dan belajar sungguh-sungguh," demikian dr Dwi berpesan. [**]