Baca juga: Samisake Selangkah Lagi dan Akhirnya, Dewan Sepakati Perda Samisake Direvisi
Bergerak di Kelurahan Jembatan Kecil, awal mulanya koperasi ini hanya mendapatkan modal Rp 300 juta. Namun setelah dua tahun berjalan, peredaran uang mereka telah mencapai Rp 1,3 miliar. Setiap bulan, dana sebesar Rp 48 juta dipinjamkan kepada warga di Kelurahan Jembatan Kecil.
Salah satu strategi Koperasi Rinjani Maju Bersama untuk mensukseskan program Dana Bergulir Samisake adalah dengan menggunakan kelompok arisan dan pengajian sebagai alat kontrol pengembalian dana pinjaman yang bergulir di masyarakat.
"Kami hanya meminjamkan dana hanya kepada pelaku usaha yang memiliki usaha. Jika tidak ada tidak akan kami berikan. Bulan yang lalu kami memberikan pinjaman sebesar Rp 48 juta kepada tujuh orang dengan jangka waktu pengembalian 10 sampai 15 bulan," kata Ketua Koperasi Rinjani Maju Bersama, Zapuri, saat dijumpai Pedoman Bengkulu, Kamis (4/2/2016).
Ia menjelaskan, pengurus koperasi biasa memerika langsung keadaan usaha calon peminjam Dana Bergulir Samisake. Menurutnya, adakalanya peminjam berhasil menjalankan usahanya pada pinjaman pertama, namun gagal ketika menjalankan usahanya dengan pinjaman kedua.
"Kemarin ada kasus anggota yang mau minjam. Minjam pertama lancar. Kata si peminjam untuk mengembangkan usaha. Ketika minjam kedua, dicek ke lokasi, tidak ada perubahan dengan yang pertama. Akhirnya tidak diberi lagi," ujar nenek pecinta bunga anggrek ini.
Bila pengembalian pinjaman lancar, lanjutnya, maka Koperasi Rinjani Maju Bersama akan bersedia untuk menggelontorkan pinjaman kedua. Bahkan, jumlah pinjaman kedua tersebut bisa lebih besar nilainya dari pinjaman pertama.
Senada disampaikan Kepala Lurah Jembatan Kecil, Iskandar. Ia menambahkan, meski Koperasi Rinjani Maju Bersama tergolong sukses, namun bukan tidak ada tunggakan. Namun angka tunggakan tersebut dapat dihitung dengan jari.
"Di kelurahan kami ada tujuh orang yang menunggak. Tiga diantaranya sudah pindah rumah dan tidak diketahui lagi alamatnya. Kecilnya angka tunggakan ini tidak terlepas dari ketegasan pengurus koperasi dalam mengelola anggaran," demikian Iskandar. [Zefpron Saputra]