[caption id="attachment_9146" align="alignleft" width="300"] (Mesjid At-Taqwa Kota Bengkulu, Istimewa)[/caption]
BENGKULU, PB - Isu orientasi seksual kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) menandakan kebangkitan Bangsa Sodom seperti yang dikisahkan dimasa Nabi Luth. Hal tersebut disampaikan Ustadz M. Irfan dalam Khutbahnya.
Ia mencemaskan pengaruh kampanye LGBT yang telah meluas sampai ke desa-desa. Baca juga: Penyakit Rohani Itu Bernama LGBT
"Mereka ingin eksis dan mendapat pengakuan bahwa penolakan terhadap LGBT merupakan bentuk diskriminasi terhadap kelompok tertentu," katanya.
LGBT dinilai sebagai prilaku menyimpang yang disebabkan oleh faktor lingkungan, bahan kimia, stres, diet dan bahkan olahraga seperti yang dikemukakan dalam peneilitan The American Society of Human Genetics 2015 Annual Meeting di Baltimore.
Bangsa Sodom dan Gomorah
Diceritakan bahwa Kota Sodom dan Gomorah merupakan kota kediaman Nabi Luth. Kota yang terletak di bagian Timur Tengah atau dibagian utara Laut Merah yang terbentang sepanjang antara perbatasan Israel-Yordania tersebut hancur dan tenggelam. Kota tersebut hilang dari permukaan.
Dikisahkan, Allah SWT murka karena perbuatan kaum Luth tersebut telah melampaui batas. "وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ﴿٨٠﴾إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ. Artinya, Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya. ‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? ‘Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampui batas (Al-A’raf/7: 80-81).
"Allah SWT sangat membenci perbuatan faahisyah. Allah berfirman وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا, Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu (juga termasuk) suatu faahisyah (perbuatan yang keji) dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra/17: 32)," jelas Ustadz Irfan.
Akibat dari perbuatan tersebut, lanjutnya, Allah menerangkan penghancuran kaum ini dalam Firmannya: “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud, 11: 82-83)." ungkapnya.
Sambungnya, kemudian Kami binasakan yang lain dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu belerang), maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesung-guhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 172-175).
Kejadian yang menimpa kaum Luth tersebut diperkirakan terjadi sekirar 1.800 SM. Berdasarkan penelitian arkeologis dan geologis Werner Keller mencatat bahwa Kota Sodom dan Gomorah benar berada di Lembah Siddim yang merupakan daerah terendah dari Danau Luth.
Dalam penelitiannya, Danau Luth yang biasa disebut juga sebagai Laut Mati itu tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan karena kepekatan garamnya yang cukup tinggi. Namun di Lembah Siddim tersebut ditemukan situs yang besar yang telah telah tenggelam. Situs tersebut mendakan adanya kehidupan kota sebelumnya di lembah itu.
Tenggelamnya kota itu dalam penelitiannya disebutkan akibat gempa bumi dahsyat yang menyebabkan patahan besar yang menenggelamkan kota itu kedalam permukaan tanah. Penelitian Werner tersebut dinilai cocok dengan kisah (sejarah) yang ada dalam Perjanjian Lama dan Al-Quran sebagai gempa Vulkanis yang ditimpakan kepada kaum Luth.
Disponsori asing
LGBT atau yang disebut sebagai perbuatan faahisyah kembali menguat setelah kelompok kajian mahasiswa Universitas Indonesia Support Group and Resource Center of Sexuality Studies (SGRC) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah melangsungkan diskusi terbuka mengupas LGBT di pertengahan Januari lalu.
Menanggapi gerakan LGBT yang telah muncul sejak tahun 1981 di Los Angeles, Amerika Serikat itu, M. Irfan menyebutkan ini sebagai bagian dari sekularisme barat. Pandangan sukalarisme yang berupaya memisahkan Agama dam negara dianggapnya sebagai ketidaksesuaian dengan nilai-nilai Agama dan kebangsaan yang memberikan pengakuan akan sila Ketuhanan YME.
"Selain menggunakan isu-isu kemanusiaan (HAM-red), kaum LGBT berupaya membenarkan prilaku menyimpang bahwa mereka juga dapat melahirkan keturunan melalui program surrogate mother, yakni program mendapatkan anak dengan meminjam rahim wanita pendonor," terangnya dengan mengucapkan astaghfirullah.
Ustadz M. Irfan bahkan menyebutkan bahwa isu LGBT yang diimpor dari barat tersebut secara terang-terangan disponsori modal barat. "Tidak kurang ratusan miliar rupiah setiap tahunnya dikucurkan lembaga asing untuk mendukung kampanye legalisasi LGBT itu," ungkapnya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sebelumnya juga telah mengkritisi adanya dana bantuan yang disalurkan oleh lembaga bentukan AS, United Nations Development Programme (UNDP) kepada komunitas-komunitas LGBT di tanah air.
Selain itu, aktivis LGBT Hartoyo mengakui adanya kucuran dana asing yang digunakan untuk mengkampanyekan isu-isu LGBT oleh lembaga Hivos Belanda. Pengakuan ini ini terungkap saat diskusi “LGBT, Beda Tapi Nyata” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/02/2016).
M. Irfan menolak masuknya dana asing yang mendukung kampanye LGBT. Sebab kampanye tersebut bukan untuk perlindungan kemanusiaan tetapi bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat Indonesia yang memang selama ini menganggap perilaku LGBT tidak normal dan menyimpang menjadi wajar. "Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari azabnya," tutupnya. [RPHS]