BENGKULU, PB - Baik pejabat korup dan gemar berbuat curang, maupun rakyat biasa yang sering melanggar perintah Tuhan sering mengucapkan doa permintaan kepada Allah agar diberikan kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan dilindungi dari siksa neraka. Permintaan ini dinilai konyol sekaligus memalukan bila orang-orang tersebut tidak memahami hakikat dari permintaannya itu.
"Mereka tidak sadar bahwa untuk mencapai kebaikan di dunia dan di akhirat itu ada perbuatan-perbuatan yang harus dilakukan sebagaimana yang diteladani oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka tidak sadar, tidak mungkin seseorang bisa bahagia di dunia dan di akhirat bila orang itu korup, senang berbuat curang dan melanggar perintah Allah," kata ustad Solihin dalam khutbah Jum'at yang ia sampaikan di Masjid Al-Furqan Kelurahan Kebun Dahri, baru-baru ini.
Diantara perbuatan tersebut, lanjutnya, adalah dengan bersyukur terhadap anugerah hidup yang telah Allah berikan bagi setiap manusia. Salah satu wujud syukur ini, jelasnya, adalah dengan mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
"Mendirikan shalat tidak berarti hanya berdiam diri di masjid tanpa mencari rezeki. Sebaliknya, bila sudah selesai mendirikan shalat, bertebaranlah di muka bumi dan sisihkan rezeki yang kita dapatkan untuk mereka yang membutuhkan," terangnya.
Ia menjelaskan, perbuatan lainnya adalah dengan bersikap qana’ah. Sikap ini mengharuskan setiap manusia yang meninginkan kebaikan di dunia dan akhirat untuk senantiasa rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas atau kurang.
"Orang yang qana'ah akan sadar bahwa apa yang ia peroleh adalah karena karunia Allah. Orang seperti ini akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dengan apapun yang Allah berikan, bebas dari keserakahan," tandasnya.
Perbuatan lainnya, ustad Solihin meneruskan, adalah hidup zuhud. Ia menuturkan, hidup zuhud bukan berarti hidup miskin. Menurut dia, hidup zuhud adalah berarti meninggalkan ketamakan dalam urusan keduniaan yang melalaikan manusia terhadap Allah.
"Bagi orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun harta yang ada padanya, tidak akan membuat hatinya lantas tentram dan damai. Orang zuhud merasa tentram dengan ketentraman yang hakiki ketika ia yakin dengan janji dan jaminan Allah terhadap orang yang bertawakal," papar ustad Solihin.
Dipenghujung khutbahnya, ustad Solihin mengingatkan jamaah akan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Asr ayat satu sampai tiga yang berbunyi demi waktu, manusia merugi kecuali orang-orang yg senantiasa beriman dan beramal saleh dan saling menasehati di dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran.
"Kita harus senantiasa berdiri di atas kebenaran. Tolak tawaran jabatan bila tidak didapat dengan cara yang benar. Tolak untuk ikut serta menyebarkan fitnah dan ghibah. Bila penolakan kita ini justru menghasilkan cemoohan, maka bersabarlah. Allah lebih berarti daripada pandangan manusia terhadap kita," tutupnya seraya membacakan doa. [RN]