BENGKULU, PB - Ratusan masyarakat Pulau Enggano terpaksa menelan kekecewaan setelah aktifitas tranportasi satu-satunya melalui laut menuju ke Kota Bengkulu terhenti.
Kapal Motor (KM) Pulo Tello yang melayani pelayaran dari Kota Bengkulu ke Pulau Enggano, sudah dalam seminggu ini mogok beroperasi. Pasalnya, kapal tersebut sedang dalam perbaikan (docking) di Jakarta. Akibatnya akitivitas ekonomi masyarakat yang membutuhkan jasa angkutan laut terbengkalai.
Baca juga: Tower di Pulau Enggano Rusak dan Pendidikan di Pulau Enggano Memilukan
Warga Desa Apoho Pulau Enggano Rendy adalah salah satu yang merasakan dampaknya. Saat dihubungi Pedoman Bengkulu melalui via telepon sore tadi, jumat (5/2/2016) mengungkapkan perasaan kecewa terhadap pihak Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) yang tidak mempersiapkan kapal pengganti.
Sayangnya, sarana angkutan alternatif yang disediakan oleh pihak ASDP tidak memadai. "Memang sih, ada kapal perintis, tapi kalau cuma kapal perintis saja itu kan tidak mampu menampung jumlah muatan barang maupun penumpang," katanya dengan nada berat.
Sudah semestinya ada kapal pengganti disiapkan oleh Pemerintah Daerah, lanjutnya, kapal yang sama dengan Kapal Veri KM. Pulo Tello sebelum docking. Sebaiknya tidak mengandalkan kapal perintis saja, sebab rute dan kapasitas muatannya terbatas.
"Selama ini kapal dua saja kewalahan mengangkut hasil bumi dari Pulau Enggano ke Bengkulu. Apalagi cuma satu," ketusnya.
Kapal perintis pun yang datang setelah seminggu baru tiba. Akibatnya, banyak bahan pangan dan pisang-pisang warga yang menumpuk dan rusak selama berada di Pelabuhan Enggano. Pemerintah dinilai tidak siap menyediakan transportasi yang baik dan cepat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berada di pulau terluar tersebut.
"Kalau kapal perintis, KM. Sabuk Nusantara itukan bukan kapal penumpang, bawa mobil gak bisa, bawa motor pun terbatas. Sangat berbeda dengan Kapal KM. Pulo Tello, yang bisa mengangkut semua," tutupnya. [Siregar]