BENGKULU, PB - Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah penyakit rohani. Penyakit rohani yang bisa ditimbulkan karena salah pergaulan, salah pengetahuan dan salah pengalaman ini dinilai tak ubahnya penyakit rohani lainnya seperti syirik, iri, dengki, fitnah, ghibah dan sebagainya.
Baca: Mengintip Kehidupan LGBT di Stadion Semarak Sawah Lebar
Salah satu ustad terkemuka di Provinsi Bengkulu, M Syamlan, mengatakan, penyakit jasmani belum tentu menyakiti rohani. Namun, bagi dia, penyakit rohani pasti dapat menyakiti jasmani. Syamlan mengingatkan betapa berbahayanya LGBT dalam konteks ini.
"Hasil hubungan seksual dari kaum lesbi maupun gay tidak bisa menghasilkan anak. Namun hasil perzinaan dapat menyebabkan kehamilan. LGBT dapat memusnahan kehidupan manusia, karena memutus generasi penerus," kata Syamlan di Masjid Al Mukhlishin komplek Nusa Indah Kota Bengkulu Minggu, (21/2/2016).
Kepada jamaah Subuh Keliling (Suling) yang digelar secara rutin tersebut, Syamlan mengingatkan, binatang tidak ada satupun yang melakukan hubungan sesama jenis. Menurut dia, pelaku LGBT lebih buruk dari binatang. Ia menekankan, LGBT adalah jenis jahiliyah modern lebih buruk dibanding jahiliyah yang dilakukan oleh Abu Jahal.
Lebih jauh diuraikan Syamlan, penggunaan istilah LGBT terkesan licik. Sebab, bila istilah yang digunakan secara langsung, masyarakat secara umum mungkin langsung menolak. Ia berpendapat, tidak ada kaum yang melakukan tindakan seperti yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth sebelumnya. Allah telah memperingatkan kaum Nabi Luth untuk bertaubat. Namun dakwah Nabi Luth ditolak, ia bahkan dituduh sebagai orang yang sok suci.
"Maka kami selamatkan Nabi Luth as dan keluarganya yaitu orang-orang beriman dari bencana yang diturunkan secara tiba-tiba kecuali istrinya. Allah turunkan hujan batu yang mengejar, tidak dapat bersembunyi darinya," lanjut Syamlan mengutip ayat Al-Qur'an.
Syamlan menilai, setiap tindakan dan perbuatan dosa yang dilakukan oleh umat manusia senantiasa berimplikasi terhadap gerak keseimbangan alam. Menurut dia, bilamana manusia telah melakukan penindasan yang berlebih-lebihan terhadap sesama manusia, melakukan penzaliman yang berlebih-lebihan terhadap alam, maka bencana alam serta kejadian-kejadian lain yang menyengsarakan manusia merupakan upaya Tuhan memperingatkan hamba-Nya untuk kembali ke jalan yang lurus.
"Fenomena alam, bencana dan kejadian-kejadian yang ada di bumi semua ada kaitan yang sangat erat. Lihat jenis kelamin ketika lahir. Didik sesuai dengan jenis kelamin. Jika laki-laki perlakukan seperti laki-laki. Ayam jantan tidak bisa berubah menjadi ayam betina," tukasnya.
Rasullah, lanjut Syamlan, mengajarkan agar pelaku zina bagi yang sudah menikah dihukum rajam, bila palaku masih bujang dan gadis dihukum cambuk hingga bertaubat, serta hukum bunuh terhadap pelaku LGBT. Sebab, kata Syamlan, LGBT lebih buruk daripada perzinahan, lebih besar dampak keburukannya. [Zefpron Saputra]